Ahad 14 Feb 2016 04:11 WIB

George Clooney Sebut Ide Trump Larang Muslim ke AS Tidak akan Terjadi

Rep: MG ROL 57/ Red: Hazliansyah
George Clooney di ajang penghargaan Golden Globe.
Foto: Reuters
George Clooney di ajang penghargaan Golden Globe.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Aktor pemeran agen 007 atau James Bond, George Clooney percaya masyarakat Amerika Serikat akan melakukan hal yang benar dengan menolak ide taipan yang mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang akan melarang Muslim datang ke Negeri Paman Sam tersebut.

"Saya selalu mengingatkan orang ketika melihat politik di Amerika. Kita akan sedikit 'gila' selama musim politik dan itu adalah musim yang panjang," ujar George Clooney saat dimintai pendapat tentang ide kontrversial Trump melarang Muslim dan imigran Meksiko menginjakkan kaki di Amerika Serikat.

Ia beranggapan ide tersebut akan berlalu. Masyarakat Amerika akan melakukan hal yang tepat terkait hal tersebut.  

“Saya berpikir apa yang diucapkan Winston Churchill; ‘Anda dapat selalu memercayai Amerika untuk melakukan yang tepat setelah mereka kehabisan pilihan lain’. Maka Anda tahu semua ini akan baik-baik saja dalam beberapa saat,” ujar Clooney, dilansir dari Reuters, Sabtu (13/2). 

Clooney juga merasa permasalahan pengungsi adalah hal serius, bukan hanya pengungsi asal Suriah.

Aktor yang baru menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, Hail, Caesar! di Festival Film Berlin, Jerman tersebut menyatakan masih banyak pengungsi-pengungsi lokal dan pengungsi di Sudan Selatan. Sementara orang-orang di Darfur masih sangat banyak dan terancam kematian.

“Saat ini mereka ada di setiap bagian di dunia, enam puluh juta pengungsi, ini hal yang sangat memprihatinkan,” tambahnya.

Clooney dalam konferensi pers Kamis (11/2) lalu ditantang untuk menggunakan ketenarannya mendorong lebih banyak orang membantu mengakhiri krisis pengungsi.

Suami dari aktivis hukum pembela hak asasi Amal Alamuddin tersebut dengan tegas menyatakan tidak takut membahas permasalahan kontroversial seputar krisis pengungsi walau saat ini situasi politik Amerika Serikat tengah memanas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement