Rabu 24 Feb 2016 09:08 WIB

Turki Pesimistis Pelaksanaan Gencatan Senjata Suriah

Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).
Foto: Reuters/Mohammed Dimashkia
Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki pada Selasa (23/2) menyatakan pesimis atas implementasi gencatan senjata di Suriah yang diumumkan Amerika Serikat dan Rusia.

"Saya sambut baik gencatan senjata ini tetapi saya sangat tidak optimistis semua pihak akan menghormatinya," kata Deputi Perdana Menteri Numan Kurtulmus kepada wartawan di Ankara.

Ia juga memperingatkan Turki dapat melancarkan serangan-serangan terhadap milisi Unit Proteksi Rakyat Kurdi (YPG) di dalam wilayah Suriah, sebagaimana Ankara lakukan beberapa hari pekan lalu. Kurtulmus mengatakan Turki akan terus, jika perlu, membalas serangan-serangan dari Suriah bahkan setelah gencatan senjata berlaku pada 27 Februari.

"Turki akan membela integritas teritorialnya. Itu sudah jelas," tambah dia.

Turki telah diingatkan oleh kemajuan-kemajuan pasukan YPG di bagian utara Suriah, takut mereka sedang mempersiapkan sebuah kawasan otonomi Kurdi di pintu masuk negara itu. Ankara menuduh YPG dan sayap politik Partai Uni Demokratik yang merupakan cabang di Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. PKK telah lama melancarkan pemberontakan terhadap negara Turki.

Turki juga menuduh pasukan Kurdi Suriah bekerja sama dengan Rusia, yang menentang keras tujuan strategis Ankara menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kurtulmus mengatakan ia masih belum merasa yakin gencatan senjata dapat dilaksanakan dengan efektif karena ia takut Rusia akan terus melancarkan serangan-serangan udara di Suriah.

"Kami berharap tak ada yang mencoba dan melancarkan serangan-serangan udara dan tak satu pihak pun akan membunuh warga sipil selama gencatan senjata. Kami berharap bahwa semua kelompok di Suriah, termasuk oposisi yang moderat akan ikut serta dalam pembangunan kembali negara itu di akhir negosiasi," katanya.

Baca juga:

Kisah Warga Pedalaman Australia yang Jatuh Cinta Pada Islam

Tukang Bangunan Dilarang Belanja karena Lecehkan Pegawai Toko

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement