Senin 25 Apr 2016 04:45 WIB

Sejumlah Muslim AS Anggap Komentar Trump Disalahartikan

Rep: Lintar Satria/ Red: Israr Itah
Donald Trump
Foto: EPA
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meskipun Donald Trump mengatakan Muslim harus dilarang masuk ke Amerika Serikat, ternyata ada Muslim yang mendukungnya. Nadel Tamer salah satu muslim Amerika yang mendukung Trump.

Muslim asal Detroit ini merasa ia seorang minoritas karena ia mendukung miliuner Partai Republik tersebut.

"Orang-orang mempunyai pikiran yang salah, bahkan orang Arab dan Muslim," kata Taner seperti yang dilansir dari Huffingtonpost, Senin (25/4).

Tamer berasal dari sebuah daerah Detroit yang diketahui memiliki populasi Arab dan Muslim yang cukup besar. "Saya suka faktanya ia sedikit gila. Ia mempunyai hati yang baik, ia peduli pada Amerika," kata Tamer. 

Ia mengatakan apa yang dikatakan Trump tentang melarang Muslim masuk Amerika hanya terfokus pada ekstrimis. Seperti ISIS dan semacamnya, bukan masyarakat sipil biasa. 

"Sering kali, Trump mengatakan 'tidak semua Muslim' ia tidak mengatakan tentang semua Muslim," kata Tamer. 

Trump yang sepertinya akan memenangkan nominasi dari Partai Republik untuk melaju menjadi kandidat Presiden Amerika juga mengatakan tak akan membuka pintu untuk pengungsi yang negaranya diserang ISIS.

Selain Tamer, seorang pengacara muslim Saba Ahmed juga mendukung Trump. Ahmed pendirikan Koalisi Muslim Partai Republik. 

"Kami akan mendukung siapa pun kandidat dari Partai Republik. Dan kami sangat berharap terhadap latar belakang bisnis Trump, dan dia dapat menggunakannya untuk mengembalikan ekonomi,"katanya. 

Perempuan ini mengatakan banyak teman Muslimnya mendukung Partai Demokrat. Tapi dalam pandangannya nilai-nilai Islam beraliansi dengan nilai Partai Republik. Salah satunya ialah menentang aborsi dan kembali pada pernikahan trandisional. 

Ia tahu banyak anggota koalisinya yang sangat memperhatikan komentar absurd Trump. Tapi menurutnya Trump hanya "melebih-lebihkan". 

"Trump tahu dia tidak bisa memenangkan pemilihan umum dengan komentar kebencian, jadi ke depannya akan terlihat berbeda,"katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement