Ahad 01 May 2016 12:15 WIB

Rusia: Sudah Biasa Dihina Pentagon

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Markas Pentagon.
Foto: AP Photo/Charles Dharapak
Markas Pentagon.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengeluarkan pembelaan setelah insiden dua kapal Amerika Serikat dan Rusia berhadapan langsung di udara pada Jumat lalu. Pada Sabtu (30/4), Rusia mengatakan pesawat dikirim untuk menghadang pesawat AS karena tidak dikenali.

Pesawat AS disebut-sebut mematikan transporder untuk identifikasi pesawat sehingga Rusia harus mendekatinya di perbatasan Laut Baltik. Sementara Pentagon menyebet pesawat Angkatan Udara RC-135 sedang melakukan penerbangan rutin di ruang udara internasional itu.

Pentagon menyebut pesawat Rusia SU-27 menghadang dengan cara tidak aman dan tidak profesional. Rusia menyangkal. "Semua penerbangan pesawat Rusia dilakukan berbasarkan regulasi internasional dalam menggunakan ruang udara," kata Kementerian Pertahanan Udara dalam pernyataan.

Menurutnya, AS punya dua solusi untuk ini, yaitu tidak terbang di dekat perbatasan atau mengaktifkan transporder untuk identifikasi. Insiden pada Jumat ini meningkatkan ketegangan antara AS dan Rusia di Eropa timur.

Sementara itu, NATO berencana untuk mengirim lebih 4.000 ribu pasukan ke perbatasan dengan Rusia. Negara-negara Baltik, Estnia, Latvia dan Lithuania bergabung dengan NATO di 2004. Mereka telah meminta peningkatan keberadaan sekutu di wilayah Baltik karena menilai Rusia sebagai ancaman.

Kremlin menyangkal kemungkinan menyerang negara-negara Baltik. "Kami sudah mulai terbiasa dengan penghinaan dari Pentagon mengenai dugaan manuver 'tidak profesional', seperti ketika pasukan kami mencegat pesawat mata-mata AS di perbatasan Rusia," kata kementerian lagi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement