Selasa 03 May 2016 00:55 WIB

Eurostat: 90 Ribu Anak-Anak Tanpa Pendamping Mencari Suaka di Eropa

 Seorang anak pengungsi Suriah berteriak usai berhasil menyeberangi lautan mencapai pantai Pulau Lesbos di Yunani. (REUTERS/Yannis Behrakis)
Seorang anak pengungsi Suriah berteriak usai berhasil menyeberangi lautan mencapai pantai Pulau Lesbos di Yunani. (REUTERS/Yannis Behrakis)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekitar 88.300 anak-anak tanpa pendamping mencari suaka di negara-negara Uni Eropa (UE) pada 2015. 13 persen di antaranya di bawah usia 14 tahun, menyeberangi benua tanpa orangtua untuk mencari tempat aman.

Menurut data yang dirilis UE, Senin (2/5), Lebih dari satu juta orang, yang lari dari peperangan dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika, mencapai Eropa pada 2015. "Data tersebut secara kasar dua kali lipat daripada data pada 2014 dan jumlah anak-anak tanpa pendamping bahkan meningkat empat kali lipat," kata badan statistik Eurostat seperti dikutip Reuters.

Sekitar sepertiga dari 1,26 juta pemohon suaka yang pertama kali diajukan di UE pada 2015 adalah anak-anak. Negara UE belum menyepakati cara untuk menangani arus terburuk pendatang sejak Perang Dunia II dan rasa benci pendatang berkembang, bahkan di negara yang lazim memiliki pendekatan murah hati untuk membantu pencari perlindungan.

Empat dari 10 anak-anak tanpa pendamping yang mengajukan suaka di Swedia, dimana beberapa pihak menyerukan pengecekan lebih ketat, curiga bahwa orang dewasa mengaku sebagai anak-anak untuk mendapatkan perlindungan, sesuatu yang mungkin tidak bisa mereka peroleh.

Data Eurostat itu terutama merujuk pada pencari suaka "yang dianggap sebagai anak-anak tanpa pendamping", yang artinya negara-negara UE menerima umur anak-anak yang disebutkan atau menentukannya sendiri melalui prosedur penilaian umur.

Lebih dari 90 persen anak-anak tanpa orang tua atau pendamping itu adalah anak laki-laki dan lebih dari separuhnya berusia antara 16 dan 17 tahun. Setengahnya adalah warga Afghanistan dan kelompok terbesar kedua adalah warga Suriah yang tercatat sebanyak 16 persen dari jumlah keseluruhan. Setelah Swedia, Jerman, Hungaria dan Austria menjadi tujuan utama bagi pencari suaka anak-anak tanpa pendamping.

Dalam upaya menghalang arus masuk migran, UE menandatangani perjanjian dengan Turki untuk menghentikan orang-orang yang menyeberang dari negara itu menuju blok tersebut. Turki menampung sekitar 2,7 juta pengungsi dari konflik di negara tetangganya Suriah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement