Rabu 04 May 2016 06:14 WIB

Pakistan Kecam Trum Soal Dokter Pelacak Osama

Donald Trump
Foto: EPA
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan dengan marah mengecam Donald Trump, calon terdepan presiden dari partai Republik, karena mengatakan akan memaksa negara itu membebaskan dokter asal Pakistan, yang diyakini membantu pemburuan Osama bin Laden.

Trump, hartawan pengembang berusia 69 tahun, kepada Fox News mengatakan bahwa jika terpilih, dia akan membuat Pakistan membebaskan Shakil Afridi "dalam dua menit", dengan mengatakan bahwa Islamabad mendapatkan banyak sekali bantuan pembangunan dari Amerika Serikat.

"Berkebalikan dari kesalahpahaman tuan Trump, Pakistan bukan negara jajahan Amerika Serikat," kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudhry Nisar dalam pernyataan pada Senin.

Pernyataan itu mengatakan bahwa nasib Afridi akan ditentukan oleh pengadilan Pakistan dan bukan Trump, meskipun jika dia menjadi presiden Amerika Serikat.

Pernyataan itu dikeluarkan pada peringatan lima tahun kematian Bin Laden, tertuduh dalang di balik insiden 11 September 2001 di Amerika Serikat, yang tewas akibat penyerbuan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, yang merusak hubungan kedua sekutu strategis itu.

Washington memandang Afridi sebagai seorang pahlawan namun Pakistan menjatuhkan hukuman penjara selama 33 tahun pada 2012 lalu atas tuduhan keterlibatannya dalam kelompok militan Lashkar E Islam, yang disangkalnya.

Tuduhan itu telah dicabut dan Afridi saat ini menunggu pengadilan untuk tuduhan lainnya. Trump telah memberikan peringatan kepada para sekutu Amerika Serikat dengan pidatonya dan menuntut sebuah Amerika dahulu, sebuah agenda yang dipandang sebagai sebuah ancaman untuk mundur dari dunia oleh banyak pihak.

Dalam tanggapannya tentang Pakistan dan Afridi di Fox News, Trump mengatakan, "Saya akan mengatakan kepada mereka untuk membebaskannya dan saya yakin mereka akan membebaskannya. Karena kami memberikan banyak bantuan kepada Pakistan."

Afridi juga dituduh di Pakistan melakukan kampanye vaksinasi palsu, saat diduga mengumpulkan contoh DNA untuk membantu Kantor Intelijen Pusat (CIA) melacak Bin Laden. Dia belum diadili atas tuduhan itu.

Setelah tuduhan awalnya dicabut, dia didakwa pada 2013 atas pembunuhan yang berhubungan dengan kematian seorang pasien delaman tahun sebelumnya. Dia saat ini masih mendekam di penjara.

Dalam wawancara dengan Fox, Trump juga mengatakan bahwa dia mendukung sekitar 10 ribu pasukan Amerika Serikat yang masih ada di Afghanistan alih-alih menarik mereka pada akhir 2017.

"Saya ingin tetap berada di Afghanistan," katanya, "Itu kemungkinan manjadi satu tempat dimana kami harus pergi di Timur Tengah karena itu berdekatan dan bersebelahan dengan Pakistan yang memiliki senjata nuklir."

Amerika Serikat memimpin serbuan ke Afghanistan pada 2001 untuk melengserkan Taliban dengan tuduhan melindungi Bin Laden dan sejumlah pemimpin lain Al Qaeda menyusul peristiwa 11 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement