Selasa 24 May 2016 16:34 WIB

Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah

Serangan bom bunuh diri/ilustrasi
Foto: AP Photo/Karim Kadim
Serangan bom bunuh diri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LATAKIA -- Serangkaian bom mobil dan serangan bom bunuh diri melanda pintu masuk rumah sakit, stasiun bus, dan tempat-tempat lain di dua kota yang dikuasai pemerintah Suriah. Insiden yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menewaskan setidaknya 148 jiwa.

Dilansir Aljazirah, Observatorium HAM untuk Suriah melaporkan bom mobil simultan dan pelaku bom bunuh diri menghantam stasiun bus, rumah sakit dan tempat lain di kota-kota pesisir antara lain Tartus dan Jableh pada Senin (23/5).  Serangan seperti ini merupakan yang pertama di Tartous yang merupakan markas bagi fasilitas angkatan laut Rusia. Serangan juga melanda Jableh, Provinsi Latakia yang dekat dengan pangkalan udara yang dioperasikan Rusia.

Rekaman dari saluran televisi Ikhbariya menunjukkan beberapa mobil terlihat terlempar dan terbakar di Jableh. Observatorium mengatakan 148 orang tewas dalam serangkaian serangan tersebut. Mereka menyatakan tujuh ledakan mengoyak dua lokasi secara bersamaan yakni empat di Jableh dan tiga di Tartus.

Namun ada perbedaan jumlah korban tewas antara pemerintah dan Observatorium. Menurut keterangan televisi pemerintah Suriah, korban tewas berjumlah 78 jiwa.

Baca: Menlu Eropa Berkumpul Bahas Ancaman ISIS dan Suriah

Di Jableh puluhan orang tewas saat sebuah bom mobil meledak dekat stasiun bus. Serangan berlanjut pada aksi seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan sabuk peledak di dalam stasiun. Dua orang juga meledakkan diri mereka di perusahaan listrik dan di luar pintu masuk darurat di rumah sakit kota itu.

Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia mendengar ledakan di stasiun bus. Namun kurang dari satu menit kemudian ledakan juga melanda rumah sakit. "Semua orang masuk ke unit darurat, orang terluka mulai berdatangan," katanya.

Sementara puluhan lainnya tewas di Tartus, saat sebuah bom meledak di stasiun bus. Serangan lanjutan terjadi saat dua orang meledakkan diri di tengah orang-orang yang sedang berkumpul. "Orang-orang mulai berlarian tak tahu arah, mobil terbakar dan ada darah serta mayat di jalan," ujarnya salah seorang warga Nizar Hamade.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, melalui salah satu medianya Amaq. Pernyataan kedua dari ISIS mengatakan, serangan dilakukan di kota-kota yang dikuasai pemerintah agar mereka mengalami pengalaman yang sama dengan kematian Muslim akibat serangan udara Rusia dan pemerintah Suriah.

Amaq mengatakan 10 anggota ISIS tewas dalam serangan, lima di Tartous dan lima di Jableh.

Pascakejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh, Ankara dan Doha. Pernyataan itu mengacu pada dukungan yang diberikan oleh Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada pemberontak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement