Kamis 26 May 2016 15:38 WIB

Polisi Bolivia Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Difabel

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Evo Morales
Foto: AP
Evo Morales

REPUBLIKA.CO.ID,  SUCRE -- Kepolisian Bolivia bentrok dengan pengunjuk rasa difabel di dekat Istana Kepresidenan, Kamis (26/5). Aksi demonstrasi tersebut dipicu dengan tuntutan peningkatan tunjangan terhadap penyandang cacat.

Petugas mengerahkan meriam air kepada sekelompok demonstran guna memukul mundur mereka. Sebelumnya, pengunjuk rasa dilaporkan menyerang polisi dengan menggunakan pisau dan gas beracun.

Para aktivis penyandang cacat yang ikut dalam unjuk rasa itu mengatakan, mereka meminta peningkatan tunjangan cacat hingga lima kali lipat. Selama ini, tunjangan yang diberikan oleh Pemerintah Bolivia adalah sebesar 500 bolivianos atau 14 dolar AS per bulan.

Presiden Bolivia Evo Morales telah menolak tuntutan tersebut. Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Bolivia itu juga mengatakan telah ada kesepakatan secara komprehensif mengenai jumlah tunjangan. "Kami telah memiliki kesepakatan dan hanya sebagian kelompok difabel yang menolaknya," ujar pernyataan Kementerian Dalam Negeri, dilansir BBC, Kamis (26/5).

Pihak Kementerian Dalam Negeri juga menyebut protes unjuk rasa kali ini hanya bertujuan menyebarkan konflik dan berujung dengan kekerasan. Karena itu, tuntutan dalam demonstrasi itu tak akan dipertimbangkan.

Selama ini, Bolivia terkenal sebagai salah satu negara termiskin di Amerika Latin. Penyandang cacat yang menjadi penduduk setempat tercatat mencapai 388 ribu orang.

Baca juga, Bolivia Tolak Evo Moralez Kembali Memimpin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement