Jumat 27 May 2016 18:55 WIB

Puluhan Situs Warisan Dunia Terimbas Perubahan Iklim

Rep: C34/ Red: Yudha Manggala P Putra
Stonehenge, Inggris
Foto: NatGeo
Stonehenge, Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, PBB  -- Sebanyak 31 situs Warisan Dunia di 29 negara dilaporkan mulai terimbas perubahan iklim. Puluhan situs alam dan budaya itu rentan terhadap peningkatan suhu, mencairnya gletser, kenaikan air laut, kekeringan, hingga kebakaran.

Kondisi tersebut dilaporkan oleh Union of Concerned Scientists (UCS), bagian dari UNESCO dan UNEP di bawah naungan PBB. Studi itu menyoroti pentingnya membatasi kenaikan suhu untuk melindungi warisan dunia tersebut.

Para penulis studi menyebutkan, sejumlah situs warisan dunia bahkan sudah terpapar dampak eprubahan iklim tersebut. Salah satunya adalah situs neolitikum Orkney yang setengah bagiannya terancam erosi pantai.

Penulis utama laporan sekaligus Wakil Direktur Program Iklim dan Energi UCS, Adam Markham mengatakan, bahwa wilayah Orkney berada dalam kondisi yang cukup rawan. Dari ribuan peninggalan di kompleks warisan dunia itu, sebagian besar hilang akibat erosi pantai dan badai.

"Jika kenaikan dan badai permukaan laut bertambah buruk karena pemanasan global, maka kita akan kehilangan sejumlah besar warisan Inggris," ujarnya.

Sejumlah lokasi lain yang terdampak adalah Pulau Paskah, Uganda Bwindi Impenetrable National Park, Patung Liberty, Kepulauan Galapagos, serta sejumlah wilayah di Venice. Demikian pula Stonehenge dan Avebury, Wiltshire, yang terpapar curah hujan lebih intens dan banjir bandang.

Musim dingin yang lebih hangat di Stonehenge, Inggris, meningkatkan populasi hewan penggali yang bisa mengganggu arkeologi dan menggoyahkan batu. Musim panas yang lebih kering juga diindikasi meningkatkan jumlah pengunjung dan mengubah spesies tanaman, termasuk menyebabkan erosi tanah berlebih.

Ancaman terhadap satwa liar yang unik disebabkan oleh 205.000 pengunjung yang datang berkunjung ke sana setiap tahunnya. Begitu pula dengan spesies invasif dan illegal fishing yang turut mengancam bersama naiknya permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan kondisi lautan yang lebih asam.

Mechtild Rossler, Direktur UNESCO World Heritage Centre, mengatakan pentingnya penanggulangan secara global. Seluruh dunia diimbau untuk lebih memahami, memantau, dan mengatasi perubahan iklim yang berpotensi mengancam situs Warisan Dunia.

"Temuan laporan ini menekankan pentingnya pengaplikasian Perjanjian Paris yakni membatasi kenaikan temperatur global di bawah dua derajat Celsius untuk melindungi warisan dunia untuk generasi sekarang dan masa depan," tutur Rossler.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement