Sabtu 25 Jun 2016 06:27 WIB

Wisatawan ke Inggris Bisa Berkurang Drastis Gara-Gara Brexit

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Brexit
Foto: Ap Photo
Brexit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarnya negara-negara Britania Raya daru Uni Eropa atau lazim disebut Brexit membawa dampak besar terutama soal kerja sama dengan internasional. Selama ini Inggris khususnya telah melakukan banyak perjanjian perdagangan maupun kerja sama sektor lain untuk sama-sama meningkatkan perekonomian.

Selain persoalan bursa saham dan gejolak kurs mata uang mereka, Inggris juga diprediksi akan mulai kehilangan wisatawan yang biasanya dengan mendapatkan kemudahan untuk berkunjung ke Negeri Tiga Singa tersebut.

Efek Brexit, BKPM: Investasi Inggris di Indonesia Bisa Meningkat

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebut, jumlah penumpang udara Inggris bisa mampir 3-5 persen pada tahun 2020 dengan penurunan yang dirasakan dalam perekonomian yang  mengikuti suara Brexit.

"Dengan kata lain, hasil referendum kemarin bisa mengurangi pertumbuhan penumpang udara 1,0-1,5 persen setiap tahun selama jangka waktu dekat," kata kelompok industri dalam analisis seperti dilansir Reuters, Jumat (24/6).

Bukan hanya dari sisi wisatawan, pengusaha yang biasa  menggunakan jalur penerbangan untuk bepergian ke Inggris jelas akan berurang seiring perdagangan internasional yang lebih rendah dalam jangka panjang. Dampak dari regulasi pada sektor penerbangan akan tergantung pada Inggris dengan melakukan pengaturan masa depan antara Inggris dan Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement