Sabtu 25 Jun 2016 15:13 WIB

Setelah Brexit, Dubes Moazzam Malik: Inggris Tetap Bersatu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Pascareferendum Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik memberikan pernyataan resmi usai hasil referendum Uni Eropa yang menentukan bahwa Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa di Kedutaan Inggris, Jakarta, Sabtu (25/6)
Foto: Republika/ Wihdan
Pascareferendum Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik memberikan pernyataan resmi usai hasil referendum Uni Eropa yang menentukan bahwa Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa di Kedutaan Inggris, Jakarta, Sabtu (25/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil referendum British Exit (Brexit) telah menunjukan perbedaan tipis antara tinggal atau keluar Uni Eropa. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengatakan, penduduk Inggris harus tetap bersatu.

"Banyak yang kecewa karena perubahan ini, banyak juga yang gembira dengan prospek yang menciptakan sebuah visi baru Inggris untuk abad 21," kata Moazzam di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Sabtu (25/6). Menurutnya, apa pun pilihannya, sekarang saatnya mengesampingkan perbedaan untuk menuju persatuan dan kebersamaan.

Referendum Brexit berakhir dengan perolehan suara 48,1 persen tetap tinggal dan 51,9 persen meninggalkan Uni Eropa. Moazzam mengatakan Inggris telah memutuskan untuk merencanakan masa depan baru di luar konstitusi politik Uni Eropa.

Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, hasilnya sudah jelas dan aspirasi juga keinginan warga Inggris harus dihormati. "Kampanye referendum ini adalah perjuangan yang sangat keras, ada banyak pernyataan tentang bagaimana kedepannya, kami tak bisa menjawab semuanya hari ini," kata dia.

Baca juga, Muslim Inggris Khawatir dengan Hasil Brexit.

Namun seperti yang dikatakan Cameron, Inggris akan terus berusaha menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan ke Perdana Menteri yang baru pada Oktober mendatang. Menurut Moazzam, PM baru akan secara resmi memulai proses negosiasi dengan Uni Eropa.

Meski ada banyak ketidakpastian, namun ada juga hal-hal yang sudah pasti diketahui untuk masa depan. "Inggris akan tetap menjadi rumah bagi 65 juta warganya yang beragam dan berbakat, yang memiliki ras serta keyakinan yang berbeda-beda namun tetap satu dalam sebuah demokrasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement