Kamis 30 Jun 2016 08:18 WIB

Pembunuhan dan Kekerasan India Meningkat Akibat Krisis Air

Sebanyak 330 juta warga India mengalami kekeringan.
Foto: EPA
Sebanyak 330 juta warga India mengalami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BHOPAL -- Pembunuhan dan kekerasan meningkat akibat krisis air yang menimpa India belum lama ini.

Imrat Namdev tinggal bertetangga dengan adik perempuannya, Pushpa Namdev di Distrik Chhatarpur, kawasan yang dilanda kekeringan di wilayah Bundelkhand, India.

Pada Mei, dalam salah satu pertikaian memperebutkan air dari sumber sumur yang sama, keduanya mempermasalahkan jumlah air yang digunakan oleh masing-masing pihak, demikian keterangan polisi. Pushpa (42 tahun) memukul Imrat (48) dengan tongkat untuk memperebutkan air.

Saudarinya yang terluka itu langsung dilarikan ke rumah sakit walau akhirnya wafat di sana. Alhasil, Pushpa pun didakwa atas tuduhan pembunuhan. "Desa kami tengah menghadapi krisis air minum. Pushpa selalu curiga ibu saya mengambil banyak air dari penampungan," ujar anak Imrat, Jitendra.

Kepolisian Bundelkhand juga beberapa petugas di wilayah lain melaporkan peningkatan jumlah kasus kekerasan yang seringkali berujung pada kematian akibat krisis air, khususnya selama wilayah bagian utara dan pusat India masih dilanda bencana kekeringan dan panas yang parah.

Sungai, danau, waduk, dan penampungan air tampak kering akibat bencana kekeringan yang terjadi berturut-turut selama beberapa tahun, disertai curah hujan rendah nyaris selama 10 tahun. Perselisihan akibat krisis air merupakan masalah umum yang terjadi di banyak wilayah India.

Bahkan, kepolisian India melaporkan pertikaian itu kian banyak dan parah. Tetangga, teman, dan antaranggota keluarga saling berkelahi karena memperebutkan sedikit air yang tersisa di banyak wilayah negara itu.

Bulan lalu, Surmada (13) bersama saudara laki-laki dan pamannya menggunakan pompa air milik tetangga tanpa izin untuk mendapatkan air demi kebutuhan tamu keluarga di Distrik Alirajpur, Negara Bagian Madhya Pradesh. Pemilik pompa itu bersama anaknya pun membidik pengambil air dengan panah. Satu panah menembus mata Surmada hingga perempuan itu pun tewas.

Percekcokan turut terjadi di Desa Kanker, Distrik Shivpuri terkait insiden tabrakan dua pengendara sepeda motor yang mengakibatkan 15 liter (empat galon) air yang dibawa salah satu pengendara tumpah. "Keduanya memanggil anggota keluarga dan teman untuk saling serang menggunakan kapak dan pentungan," kata petugas penyelidik Jaisingh Yadav dari Kepolisian Sathanwada.

Sebanyak 15 korban terluka, lima diantaranya adalah perempuan.

Menteri Pembangunan dan Administrasi Kota Madhya Pradesh, Lal Singh Arya mengatakan pemerintah sedang mengerahkan seluruh sumber dayanya guna memastikan seluruh warga mendapatkan air. Namun ia memprediksi, ketegangan di masyarakat akan tetapi tinggi sampai musim hujan tiba.

"Ada banyak perselisihan akibat krisis air di sejumlah daerah negara bagian karena dua bencana kekeringan yang terjadi berturut-turut. Situasi itu akan membaik saat musim hujan turun," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement