Jumat 01 Jul 2016 05:02 WIB

Cerita Jurnalis Irak Saat Face to Face dengan Pengebom Bandara Turki

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Citra Listya Rini
Polisi Turki memblokir pintu masuk ke bandara Ataturk Istanbul, Turki, Rabu (29/6).
Foto: AP / Emrah Gurel
Polisi Turki memblokir pintu masuk ke bandara Ataturk Istanbul, Turki, Rabu (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL  --  Seorang jurnalis asal Irak, Stevel Nabil merupakan satu dari ratusan orang yang menjadi korban ledakan bom Bandara di Istanbul, Turki pada Selasa (28/6). Ia juga turut menjadi saksi mata bagaimana pelaku teror melancarkan aksinya di Istanbul Ataturk Airport.

Saat itu, Stevel bersiap melakukan perjalanan pulang ke negaranya usai liburan dengan istrinya di Turki. Namun, tak dinyana, ia justru terjebak dalam kondisi menegangkan dimana tiga orang bersenjata dengan menggunakan rompi bunuh diri menembaki orang sekitarnya.

Steven bahkan sempat berhadapan alias face to face langsung dengan pelaku teror tersebut, sebelum ia dan istrinya bersembunyi untuk menyelamatkan diri.

"Tembakan terdengar dan dan kemudian berlari dan dilakukan penembakan kepada kita, kami kemudian berlindung di lemari di dalam salon rambut," ujar Steven melalui akun twitternya seperti dilansir News.Mic, Kamis (30/6).

Keduanya pun bersembunyi selama kurang lebih 45 menit. Beruntung, Steven dan istrinya pun berhasil menyelamatkan diri dari serangn membabi buta tersebut. Meskipun istrinya juga terluka karena serangan tersebut.

"Kami baru saja meninggalkan bandara. Istri saya terluka selama serangan itu. Kami berhadapan dengan penyerang saat ia diberondong (tembakan)," ujarnya.

Diketahui, setidaknya 42 orang terbunuh dan 130 terluka dalam serangan membabi buta di Bandara Ataturk, Turki. Serangan disebut dilakukan oleh kelompok ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement