Senin 04 Jul 2016 14:17 WIB

Sentimen Brexit, Acara Shalat Ied di Inggris Dibatalkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Muslimah Inggris
Foto: in-islam.com
Muslimah Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, EAST PARK -- Festival Muslim di Inggris dibatalkan karena meningkatnya ketegangan rasial setelah Brexit. Dikutip Daily Mail pada Ahad (3/7), lebih dari 2.000 Muslim seharusnya merayakan hari kemenangan di East Park, Southhampton.

Perayaan yang diawali dengan shalat Ied itu rencananya akan digelar esok dan lusa. Namun penyelenggara, British Bangladeshi Cultural Academy membatalkannya setelah kelompok sayap kanan mengancam akan menggelar protes di kota.

Dalam pesan-pesan yang menyebar di sosial media, mereka menyeru rakyat Inggris untuk melakukan unjuk rasa. "Mari bergabung dengan kami merayakan Brexit dan akhiri imigrasi massa," kata salah satu pesan. Mereka juga mengatakan "tidak ada lagi pengungsi".

Ketua British Bangladesh Cultural Academy, Shere Sattar mengatakan, kali ini komunitas Muslim berpikir ulang. "Kami mempertimbangkan situasi politik dan lainnya di Inggris, ada peningkatan aktivitas dan komentar rasial di seluruh kota," kata dia.

Sehingga komunitas dan organisasi Muslim lainnya memutuskan membatalkan shalat Ied di taman kota untuk kebaikan bersama. Ia berharap akan tetap ada kegiatan lainnya dikemudian hari di Southampton.

Ia juga optimis bahwa semua aktivitas akan kembali normal. Sehingga Muslim bisa menjalankan kehidupannya tanpa gangguan. "Saya mendesak semua orang melakukan yang terbaik kali ini demi negara, kita harus berkontribusi untuk menjaga kota dan komunitas tetap aman," katanya.

Inggris mengalami peningkatan kejahatan berbasis kebencian sekitar 54 persen pascareferendum Brexit. Polisi mengatakan telah waspada terhadap aksi demo dan merencanakan segala acara berjalan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement