Jumat 22 Jul 2016 09:53 WIB

Erdogan: Militer Turki akan Dapat Darah Baru

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.
Foto: Kayhan Ozer/Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan militer Turki akan ditata kembali dalam waktu dekat setelah upaya kudeta gagal.

"Militer akan mendapat darah baru," kata Erdogan dalam wawancara yang ditayangkan televisi di Ankara, Kamis (21/7).

Presiden Turki tersebut menggarisbawahi kecenderungan mencolok dan kegagalan pengumpulan informasi intelijen mereka mengenai upaya kudeta 15 Juli. "Tak perlu menyembunyikan atau membantah. Saya memberitahu Wakil Sekretaris Organisasi Intelijen Nasional (Hakan Fidan)," katanya.

Erdogan mengatakan ia tak bisa menghubungi kepala lembaga intelijen dan kepala staf jenderal pada malam 15 Juli. "Saya hampir-hampir tidak bisa mengadakan kontak dengan perdana menteri," katanya.

Dia menambahkan militer mesti mengambil pelajaran serius dari peristiwa itu. "Upaya kudeta baru mungkin terjadi tapi tidak mudah. Kami lebih berhati-hati sekarang," katanya.

Sebanyak 10.400 orang ditahan, 4.060 di antara mereka ditangkap, demikian data yang diberikan oleh Presiden Erdogan. Sebanyak 100 orang yang ditahan adalah jenderal.

Erdogan mengatakan mereka akan memperpanjang keadaan darurat selama tiga bulan jika diperlukan. Pemerintah telah memutuskan mengumumkan keadaan darurat tiga bulan pada Rabu (20/7), yang disetujui oleh parlemen pada Kamis.

Erdogan juga mengkritik keputusan Standard & Poor untuk menurunkan angka kredit Turki dari BB+ jadi BB pada Rabu, dengan penampilan negatif. Ia mengatakan itu adalah keputusan politis.

 

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Kartunis Palestina Ditembak di London

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement