Ahad 24 Jul 2016 01:02 WIB

Ledakan di Kabul Tewaskan 80 Orang

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pria memungut ponsel yang diduga milik korban ledakan bom yang diklaim dilakukan ISIS di Kabul, Afganistan.
Foto: Reuters
Seorang pria memungut ponsel yang diduga milik korban ledakan bom yang diklaim dilakukan ISIS di Kabul, Afganistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua ledakan terjadi di tengah-tengah unjuk rasa yang dilakukan minoritas Syiah Hazara Afghanistan di Kabul, Sabtu (23/7). Kejadian itu merenggut 80 korban jiwa dan 230 korban luka. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri tersebut.

Cuplikan gambar dari lokasi kejadian menunjukkan banyak tubuh korban tergeletak di jalan yang penuh darah. "Dua orang ISIS meledakkan diri di tengah perkumpulan warga Syiah di Kabul, Afghanistan," bunyi pernyataan singkat dari kantor berita Amaq seperti dikutip Reuters.

Jika ISIS benar-benar menjadi dalangnya, serangan itu merupakan peningkatan besar dari kelompok yang hingga saat ini masih terbatas berada di sisi timur Provinsi Nangarhar. Etnis Hazara yang berbicara dengan bahasa Farsi mengisi sembilan persen populasi Afghanistan. Hazara adalah minoritas terbesar ketiga di negara tersebut dan sudah lama mengalami tindak diskriminasi serta pembunuhan pada rezim Taliban.

"Kami tengah menggelar aksi damai dan tiba-tiba saya mendengar bunyi ledakan. Semua orang melarikan diri dan berteriak," kata saksi mata sekaligus demonstran Sabira Jan.

Taliban yang merupakan musuh ISIS mengaku tidak terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam situsnya, Taliban menyebut serangan itu sebagai upaya menyulut perang saudara.

Serangan tersebut merupakan insiden terburuk sejak Taliban disingkirkan pada 2001. Serangan terburuk sebelumnya terjadi pada Desember 2011 dengan menewaskan 55 orang dalam perayaan Ashura yang dilakukan warga Syiah. Serangan tersebut diklaim dilakukan oleh kelompok Sunni ekstrim dari Pakistan Lashkar Jhangvi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement