Senin 25 Jul 2016 16:04 WIB

PM Inggris akan Bahas Brexit di Irlandia Utara

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris baru Theresa May mendapat tepuk tangan dari anggota parlemen dari Partai Konservatif di Houses of Parliament di London, Senin, 11 Juli 2016.
Foto: AP Photo/Max Nash
Perdana Menteri Inggris baru Theresa May mendapat tepuk tangan dari anggota parlemen dari Partai Konservatif di Houses of Parliament di London, Senin, 11 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May mengunjungi Irlandia Utara pada Senin (25/7). Ia akan membahas implikasi dari keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa dan soal perbatasan dengan Irlandia.

Hasil referendum 23 Juni yang  memenangkan British Exit atau Brexit, menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan perbatasan terbuka antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia. Sebab perbatasan tersebut akan menjadi satu-satunya perbatasan Inggris dengan Uni Eropa.

May membuat kunjungan pertamanya ke Belfast sejak ia menjadi perdana menteri awal bulan ini. Ia akan bertemu dengan pemimpin provinsi Arlene Foster.

May mengatakan, proses Brexit perlu dilakukan di setiap bagian dari Inggris. Ia akan bekerja sama dengan semua partai politik di Irlandia Utara.

"Saya sudah memperjelas bahwa kita akan berhasil dengan keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Itu berarti harus bekerja sama dengan Irlandia Utara juga, termasuk kaitannya dengan perbatasan dengan Republik (Irlandia)," kata May dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

Sebanyak 56 persen warga Irlandia Utara mendukung Inggris untuk tetap menjadi bagian Uni Eropa. Ini menempatkan mereka bertentangan dengan mayoritas warga Inggris yang mendukung Brexit. Pemimpin di utara dan selatan perbatasan Irlandia ingin memastikan bahwa orang dan barang dapat terus menyeberang perbatasan dengan bebas.

May juga rencananya akan bertemu dengan Wakil Pertama Menteri Provinsi Martin McGuinness. Ia sebelumnya telah menuntut referendum agar Irlandia Utara berpisah dari Inggris agar tetap menjadi bagian Uni Eropa.

Baca juga, Theresa May, PM Baru Inggris yang Boikot Pendakwah Zakir Naik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement