Sabtu 30 Jul 2016 01:57 WIB

Pelaku Serangan Gereja Prancis Miliki Masalah Mental

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Karangan bunga dari Asosiasi Muslim Prancis diletakkan di samping gereja dimana serangan pisau menewaskan seorang pendeta di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Rabu, 27 Juli 2016.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Karangan bunga dari Asosiasi Muslim Prancis diletakkan di samping gereja dimana serangan pisau menewaskan seorang pendeta di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Rabu, 27 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, NORMANDY-- Salah satu pelaku serangan gereja di Normandia Prancis, Adel Kermiche disebut memiliki masalah kejiwaan sejak kecil. Saat masa kanak-kanak, perilakunya terlihat berbeda dan membuat dirinya diperiksa ke rumah sakit jiwa.

Namun, seiring berjalannya usia Kermiche yang beranjak remaja, dia mulai memperlihatkan sikap baik. Ia bahkan menjadi salah satu murid teladan di sekolahnya. "Kermiche merupakan seorang penyendiri. Ia nampaknya memiliki masalah kejiwaan karena kesepian," ujar seorang tetangga Kermiche, dilansir Reuters, Jumat (30/7).

Sebuah sumber mengatakan Kermiche secara rutin menerima pengobatan psiko-terapi pada usia enam hingga 13 tahun. Namun, belum dipastikan apakah masalah kejiwaan yang ia miliki pada masa kanak-kanak ini menjadi pemicu kasus serangan di gereja itu terjadi.

Kermiche melakukan aksi serangan dengan menyandera sejumlah orang di gereja bersama dengan rekannya Malik Nabil Petitjean. Kemudian, ia masuk gereja saat misa di pagi hari dan membunuh pendeta dengan menyayat lehernya di altar.

(Baca Juga: Prancis Tahan Pengungsi Suriah Terkait Serangan Gereja)

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement