Sabtu 30 Jul 2016 03:43 WIB

Erdogan Tuding Jenderal AS Bela Komplotan Kudeta

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Kayhan Ozer/Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pernyataan Jenderal Amerika Serikat (AS), Joseph Votel. Ia menuding Votel membela pihak yang mendalangi kudeta pada pada Jumat (15/7) lalu di negara itu.

Votel dalam pernyataannya mengatakan bahwa keputusan pemerintah Turki dalam memenjarakan sejumlah pemimpin militer dapat merusak kerja sama antara AS dan negara itu. Hal itu karena selama ini AS telah memiliki hubungan erat dengan petinggi-petinggi militer, termasuk mereka yang ditangkap.

Erdogan mengatakan tidak seharusnya Votel menyimpulkan hal itu. Ia juga menekankan, bahwa segala keputusan di Turki berada di tangannya. Erdogan pun curiga bahwa jenderal AS tersebut memihak pada pihak yang mendalangi kudeta.

"Seharusnya Anda (Votel) berterima kasih kami telah mengamankan demokrasi di Turki dan mengalahkan upaya kudeta. Namun, Anda justru berkomplot di pihak yang mendalangi kudeta," ujar Erdogan, dilansir BBC, Jumat (30/7).

Erdogan menambahkan AS seharusnya tidak perlu khawatir dengan masa depan Turki terkait penangkapan dan penahanan yang dilakukan terhadap banyak orang setelah upaya kudeta. Menurutnya, siapa pun yang melakukan kesalahan di negara itu harus dihukum, tanpa pengecualian apa pun.

"Mengapa Anda kahwatir dengan banyaknya orang yang ditangkap? Jika mereka bersalah, mereka akan dihukum, tidak peduli berapa jumlahnya," jelas Erdogan.

Turki mengumkan perombakan militer negara itu pada Kamis (28/7) malam. Pemberhentian terhadap lebih dari 1.700 prajurit militer dilakukan. Setidaknya 40 persen dari jenderal dicopot dari jabatannya karena diduga mendalangi kudeta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement