Kamis 25 Aug 2016 08:41 WIB

39 Ribu Anak di Nigeria Terancam Tewas

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.
Foto: Reuters/Afolabi Sotunde
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.

REPUBLIKA.CO.ID, BORNO -- Hampir setengah juta anak-anak di sekitar Danau Chad menderita malnutrisi berat akibat kekeringan dan pemberontakan tujuh tahun oleh kelompok militan Boko Haram. Dari 475 ribu yang dianggap berisiko, 49 ribu berada di Borno, Nigeria yang merupakan jantung Boko Haram.

Berdasarkan Badan PBB untuk Urusan Anak-Anak (Unicef), mereka akan meninggal jika tidak menerima pengobatan. Perlu sekitar 308 juta dolar AS untuk mengatasi krisis tersebut.

Namun sampai saat ini, Unicef mengaku hanya menerima 41 juta dolar AS, 13 persen dari apa yang dibutuhkan untuk membantu orang-orang terdampak di empat negara, Chad, Nigeria, Niger dan Kamerun.

Pada awal 2015, Boko Haram menduduki daerah seukuran Belgia tetapi mereka terdorong kembali oleh serangan militer empat negara. Sebagian besar pasukan yang tersisa kini bersembunyi di belantara hutan Sambisa, tenggara ibu kota provinsi Borno, Maiduguri.

Baca juga, Hadapi Boko Haram, Umat Islam dan Kristen Saling Menjaga.

Unicef mengatakan, meski pasukan pmerintah Nigeria menguasai wilayah, bencana kemanusiaan masih ada. "Kota dan desa runtuh dan masyarakat tidak memiliki akses ke layanan dasar," kata Unicef dalam sebuah laporan.

Di Borno, hampir dua pertiga dari rumah sakit dan klinik sebagian atau seluruhnya hancur dan tiga perempat dari fasilitas air dan sanitasi perlu diperbaiki.

Meski mendapat keuntungan militer, Unicef mengatakan, 2,2 juta orang tetap terperangkap di daerah di bawah kendali Boko Haram. Boko Haram diduga telah menewaskan sebanyak 15 ribu orang sejak pemberontakan 2009.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement