Rabu 31 Aug 2016 09:00 WIB

Trump Disebut Pekerjakan Model Asing di AS Secara Ilegal

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto: Reuters
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang mantan model mengungkapkan agen model milik Donald Trump, Trump Model Management, memaksa para model asing bekerja di Amerika Serikat(AS) secara ilegal. Isu tersebut tersebar saat Trump sedang mempersiapkan pidato untuk membahas masalah imigran.

Calon presiden AS dari Partai Republik itu mendirikan Trump Model Management pada 1999. Agen model tersebut diketahui memiliki banyak model asing muda yang direkrut dalam kondisi menyedihkan. Perekrutan agen model Trump dianggap sebagai bentuk perbudakan modern untuk menguntungkan perusahaan.

"Jujur, mereka adalah agen paling buruk yang pernah saya temui. Saya pernah bekerja dengan beberapa agen," ujar Rachel Blais (31 tahun), model Kanada yang bekerja untuk Trump pada 2004 sampai 2007.

Blais, bersama dengan dua perempuan lain yang bekerja untuk Trump Model Management, mengatakan mereka dibawa ke AS dengan visa turis. Visa tersebut tidak memberi mereka otorisasi yang tepat untuk bekerja di AS.

Orang asing yang mengunjungi AS dilarang menjadi tenaga kerja yang dibayar atau tidak dibayar kecuali mereka mendapatkan visa kerja khusus. Perusahaan biasanya mengajukan permohonan persetujuan untuk calon pegawai asing untuk mendapatkan otorisasi kerja. Namun, agen model Trump dikabarkan tidak melakukan hal tersebut.

Untuk bisa bekerja secara sah di AS, para model terlebih dahulu harus mendapatkan visa H-1B. Padahal, dalam kampanyenya, Trump mengatakan akan menghapus visa jenis ini.

"Program H-1B bukan untuk pekerja asing berketerampilan tinggi, melainkan untuk pekerja asing yang bersifat sementara, yang diimpor dari luar negeri untuk tujuan eksplisit dan dibayar lebih rendah," ujar Trump Maret lalu, seperti dilansir dari Independent.

"Saya akan menghapus H-1B sebagai program tenaga kerja murah dan sebagai syarat mutlak untuk mempekerjakan pekerja asing. Tidak ada pengecualian," lanjutnya.

Dibalik itu, para mantan model Trump mengaku dipaksa hidup dalam kemelaratan. Mereka hidup di sebuah apartemen ramai di East Village, New York, yang terdiri dari beberapa kasur dalam satu kamar. Blais mengatakan, satu apartemen memiliki tiga kamar tidur kecil yang diisi bersama model lainnya hingga 11 orang.

"Kami ditimbun dalam ruang-ruang kecil," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement