Jumat 09 Sep 2016 15:43 WIB

Kematian Marinir Muslim AS Picu Kontroversi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Police line. Ilustrasi
Foto: .
Police line. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CAROLINA SELATAN -- Seorang marinir Muslim yang mengikuti pelatihan di Pulau Parris, Carolina Selatan, tewas. Kematiannya telah menuai banyak tanda tanya. Apakah ia tewas akibat murni bunuh diri atau ada faktor lain yang memicu kematiannya

Sebuah laporan terbaru mengungkapkan, marinir itu ditampar berulang kali di bagian wajahnya sebelum ia lari dan jatuh dari lantai tiga di baraknya. Korban diketahui bernama Raheel Siddiqui.

Menurut Kesatuan Marinir, Siddiqui lompat hingga tewas pada 18 Maret lalu setelah ditampar satu hingga tiga kali oleh instrukturnya. Ia kemudan berdiri dan berlari melalui bagian belakang dan meloncati pagar tangga yang menyebabkan ia jatuh dari lantai tiga barak.

Pada saat sebelum kejadian, Siddiqui telah mengajukan komplain, tenggorokannya sakit dan tak akan berbicara kecuali mendesak. Namun sang instruktur tak terima dan sempat menjatuhkan dan meraih leher korban. Instruktur itu juga menampar Siddiqui. 

Laporan juga menyebut instruktur pelatihan itu sebelumnya telah melakukan tindakan penyelewengan serius. Seperti melakukan perpeloncoan baik verbal maupun fisik terhadap marinir muda Muslim.

Baca juga, Marinir Indonesia-Amerika Serbu Pantai Banongan.

Menyusul tindakan penyelewengan dan penyiksaan ini, sebanyak 20 marinir dilaporkan sedang menghadapi dakwaan kriminal.   Namun di luar penyelewengan instruktur itu, menurut laporan marinir, Siddiqui telah mengutarakan keinginan bunuh dirinya lima hari sebelum kejadian. Ia pun masuk dalam pengawasan dan dijadwalkan mengikuti evaluasi kesehatan mental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement