Jumat 16 Sep 2016 08:02 WIB

Snowden Dinilai Sebabkan Kerusakan Besar bagi AS

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ani Nursalikah
Edward Snowden menyapa publik via streaming di sebuah festival di Denmark.
Foto: EPA
Edward Snowden menyapa publik via streaming di sebuah festival di Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan pekerja Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) Edward Snowden, dituduh sebagai penyebab kerusakan besar bagi keamanan nasional negaranya. Reuters melaporkan, komite kerja yang dibentuk parlemen Amerika Serikat (AS) mengumumkan kesimpulan investigasi pada Kamis (15/6).

Komite menegaskan, Snowden bukanlah seorang pengungkap kejahatan (whistleblower), sebagaimana yang kerap ia sampaikan ke publik. Sebab, lanjut komite ini, data yang Snowden bocorkan dari Badan Keamanan Nasional (NSA) merupakan rahasia negara tingkat tinggi, khususnya di bidang pertahanan dan intelijen.

Laporan investigasi itu setebal 36 halaman. Namun, hanya rangkuman empat halaman yang boleh diberikan ke umum.

“Jelaslah dia (Snowden) membocorkan rahasia negara, yang bertujuan melindungi segenap tentara Amerika di luar negeri. Rahasia-rahasia negara yang begitu penting untuk pertahanan nasional terhadap terorisme dan negara-bangsa,” demikian laporan komite tersebut, Kamis (15/9).

Pada Rabu (14/9), Presiden Barack Obama didesak kalangan pejuang hak asasi manusia (HAM) untuk memberikan pengampunan bagi Snowden. Hal itu menanggapi keinginan Snowden yang terungkap saat diwawancarai media The Guardian. Pakar jaringan komputer itu berharap bisa kembali pulang.

Bacaa: Snowden Minta Ampun pada Obama

Namun, otoritas AS memastikan, tak ada wacana pengampunan bagi Snowden di internal pemerintah. Pria 33 tahun itu dinilai tetap bersalah sehingga mesti menghadapi hukuman begitu tertangkap atau menginjakkan kaki di AS.

Di ranah populer, ia dianggap tangguh dan menginspirasi banyak orang. Belum lama ini, sebuah film berjudul Snowden diluncurkan. Karya garapan sutradara Oliver Stone itu berusaha menampilkan Snowden sebagai pahlawan yang mengorbankan kebebasannya sendiri demi mengungkap kejahatan.

Pada Juni 2013, Edward Snowden membocorkan informasi terkait program mata-mata NSA kepada pers. Ia menjelaskan, program itu merupakan tindakan berlebihan pemerintah AS dalam memantau aktivitas warganya.

Hingga kini, keberadaan Snowden masih misteri walaupun beberapa laporan menyebut ia sempat terlihat di Hong Kong. Pada Agustus 2016, Snowden diisukan meninggal. Namun, dia sendiri kemudian membantahnya melalui pernyataan di akun Twitter pribadi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement