Senin 26 Sep 2016 15:50 WIB

Sandera Abu Sayyaf: Kami Kesakitan, Kami Disiksa, Kami Ingin Ditembak

Gerilyawan Abu Sayyaf.
Foto: historycommons.org
Gerilyawan Abu Sayyaf.

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Sandera Abu Sayyaf asal Malaysia mengirim pesan minta tolong pada pemerintah. Seperti dilansir the Star, Senin (26/5), para sandera mengaku disiksa, dipukuli dan kelaparan.

"Kami tak bisa menahannya lagi, kami kesakitan," kata seorang sandera, Mohd Ridzuan Ismail dalam pesannya. Lebih lanjut ia mengeluhkan, semua sandera dalam keadaan sakit.

Selain itu mereka lemah karena tidak ada makanan. Kondisi diperparah dengan penyiksaan dan pemukulan. "Ada orang-orang yang ingin menembak kami, tolonglah kami," kata dia.

Ridzuan merupakan salah satu dari lima sandera yang diculik Abu Sayyaf dari perairan Lahad Datu di pantai timur Sabah pada 18 Juli. Pada Rabu, Juru bicara Abu Sayyaf Abu Rami menghubungi the Star dari pulau Jojo di Filipina bagian selatan.

Ia kemudian memberikan teleponnya pada Ridzuan agar bisa mengirim pesan pada pemerintah Malaysia. "Saya sandera dari Malaysia. Nama saya Mohd Ridzuan Ismail. Saya meminta pertolongan dari pemerintah dan bos saya agar bisa menyelamatkan kami secepatnya," kata pelaut berusia 32 tahun itu dalam Bahasa Malaysia.

Baca juga, Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Kanada.

Menurutnya, saat ini mereka menderita di pulau Jojo. Sehingga Pemerintah Malaysia dan atasannya diminta segera melakukan negosiasi untuk pembebasan mereka. Risiko sandera Malaysia akan dieksekusi cukup tinggi. Ini karena sebelumnya Abu Sayyaf pernah mengeksekusi warga Malaysia, Bernard Then November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement