Selasa 27 Sep 2016 14:49 WIB

Clinton Tetap Tenang Meski Disindir Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Debat calon presiden pertama AS antara Donald Trump dan Hillary Clinton, Senin, 26 September 2016.
Foto: AP Photo/David Goldman
Debat calon presiden pertama AS antara Donald Trump dan Hillary Clinton, Senin, 26 September 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Capres AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton terlihat tetap tenang meski mendapat berbagai sindiran dari lawannya dalam debat capres AS pertama. Debat politik diselenggarakan pada Senin (26/9) waktu setempat, di Universitas Hofstra.

"Saya pikir Donald hanya mempersiapkan diri di debat ini untuk mengkritik saya. Saya juga. Lalu apakah Anda tahu apalagi yang saya persiapkan? Saya bersiap untuk menjadi presiden," ujar Clinton, dikutip dari The Guardian.

Clinton sempat menyerang Trump dengan isu rasisme saat Trump mempertanyakan kewarganegaraan Presiden Obama beberapa bulan lalu.

Baca: Trump Kritik Moderator Debat di Twitter

"Dia memiliki catatan panjang terlibat dalam isu rasis. Kebohongan mengenai kewarganegaraan Obama adalah salah satu yang paling menyakitkan," kata dia.

Clinton juga membahas isu seksisme, saat Trump pernah menyebut perempuan dengan sebutan 'babi'. Ia juga mengutuk Trump yang pernah menyebut peserta kontes kecantikan sebagai 'pembantu' karena memiliki darah latin.

Sementara Donald Trump tampak emosional setelah terpancing oleh kata-kata Clinton dan ditekan oleh moderator Lester Holt. Trump marah saat membela diri mengenai tuduhan rasisme, seksisme, dan menghindari pelaporan pajak.

Trump membalas Clinton dengan membahas masalah perdagangan yang terjadi dalam rekam jejak politiknya, yang membuat popularitas Trump meningkat dalam jajak pendapat. Namun, Trump terlihat kurang siap melalukan perdebatan.

Baca: Trump: ISIS Kalahkan Keamanan Siber AS

"Clinton seperti politisi pada umumnya, banyak berkata-kata, tidak ada aksi," ujar Trump.

Penyataan Trump dinilai berkelok-kelok dan tidak fokus pada satu masalah. Setelah itu Clinton membalas dengan mengatakan bahwa berkata-kata adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan seorang presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement