Rabu 28 Sep 2016 13:06 WIB

Ketegangan India dan Pakistan Meningkat

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
India dan Pakistan
Foto: gurgaon
India dan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah Perdana Menteri India Narenda Modi mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan puncak Asosiasi Asia Selatan untuk Kerja Sama Regional (SAARC) di Pakistan pada November. Menurut Pakistan, hal itu merupakan bentuk tindakan perang.

Menurut Kementerian Luar Negeri pakistan menyebut langkah India sangat disayangkan. Padahal Pakistan ingin tetap berkomitmen dalam perdamaian dan kerja sama regional.

Sebelumnya, Modi mengatakan tidak akan menghadiri KTT SAARC, pertemuan regional para pemimpin Asia Selatan di Pakistan karena adanya peningkatan serangan teroris di lintas batas kawasan dua negara. Menurut India, hal itu menimbulkan situasi tidak kondusif sehingga acara itu dapat berjalan tidak lancar dan sukses.

"Peningkatan serangan teroris di lintas batas kawasan India dan Pakistan membuat lingkungan tidak kondusif. Keadaan ini membuat Pemerintah India tidak dapat berpartisipasi dalam KTT yang diusulkan Islamabad," jelas pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India, Rabu (28/9).

Baca juga, Ketegangan India dan Pakistan Meningkat.

Pengumuman ini datang beberapa jam setelah penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif memperingatkan India atas pelanggaran penggunaan air. Ia mengatakan India menggunakan jumlah air lebih banyak di luar perjanjian.

India mengatakan tidak bermaksud melanggar perjanjian yang dikenal dengan nama Indus Water Treaty. Namun, pihaknya harus memaksimalkan jumlah penggunaan air di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement