Rabu 28 Sep 2016 16:16 WIB

FBI: Ponsel Pejabat Partai Demokrat Jadi Sasaran Peretas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki dugaan upaya peretasan ponsel milik pejabat Kongres Partai Demokrat di Amerika Serikat (AS), yang terjadi bulan lalu. Informasi tersebut didapat Reuters dari empat narasumber yang terlibat langsung dengan serangan peretasan.

Lingkup penyelidikan serangan siber ini diperluas, termasuk penyelidikan dalam kampanye yang dilakukan capres Partai Demokrat Hillary Clinton.

Pemerintah AS percaya upaya peretasan itu didalangi oleh peretas yang didukung oleh Pemerintah Rusia. Diduga serangan dilakukan untuk mengganggu pemilihan presiden pada 8 November mendatang, saat Clinton harus menghadapi rivalnya dari Partai Republik Donald Trump.

Belum lama ini, penyadapan telepon juga terlacak dilakukan oleh peretas yang didukung Pemerintah Rusia. Meski demikian, Rusia telah membantah tuduhan keterlibatan mereka dalam serangan siber terhadap Partai Demokrat.

Mengenai penyadapan telepon, perwakilan FBI belum memberikan keterangan resmi. Begitu juga dengan juru bicara kampanye Clinton yang mengatakan mereka tidak mencurigai adanya penyadapan telepon yang dilakukan penjahat siber.

Komite Nasional Demokrat (DNC) masih menolak memberikan tanggapan mengenai upaya penyadapan tersebut. Namun, seorang pejabat Komite Kampanye Kongres Demokrat (DCCC) menuturkan, tidak ada seorang pun di Partai Demokrat yang dihubungi FBI terkait kemungkinan penyadapan telepon.

"Perlawanan kami terhadap peretas Rusia sedang berlangsung. Kami memilih untuk tidak mengungkap data umum, kecuali informasi pribadi dan informasi sensitif lainnya yang telah diakses atau dicuri," ujar Ketua DNC, Donna Brazile kepada CNN beberapa waktu lalu.

Agen FBI telah menghubungi beberapa pejabat Partai Demokrat untuk membahas tentang peretasan ponsel mereka. FBI belum mengemukakan berapa banyak anggota Kongres Partai Demokrat yang menjadi target peretasan.

FBI juga belum memberikan keterangan apakah peretasan juga menargetkan pejabat kongres lainnya. Jika jumlahnya meningkat, keamanan tambahan perlu diberikan bagi pejabat AS.

FBI telah meminta beberapa pejabat yang diyakini telah diretas, untuk menyerahkan ponsel mereka. Dengan demikian penyidik bisa membuat salinan perangkat dan data di dalamnya.

Peretas sebelumnya menargetkan server yang dijalankan oleh DNC, badan yang menjalankan strategi Partai Demokrat, untuk diretas. Mereka juga menargetkan server milik DCCC, badan yang mengelola keuangan partai.

Dalam debat capres pada Senin (26/9) lalu, Clinton mengatakan tidak diragukan lagi Pemerintah Rusia berada di balik semua peretasan yang dialami semua organisasi di AS. Ia bahkan berani menyebut nama Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai dalangnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement