Kamis 29 Sep 2016 19:51 WIB

Manny Pacquio: Duterte Dikirim Tuhan untuk Disiplinkan Rakyat Filipina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Manny Pacquiao
Foto: REUTERS/Danny Moloshok
Manny Pacquiao

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Tokoh tinju Filipina Emmanuel "Manny" Pacquiao mendukung Presiden Rodrigo Duterte dalam memerangi narkoba. Seperti dilansir Reuters, Kamis (29/9), mantan pengguna narkoba ini mengatakan Duterte dikirim Tuhan untuk mendisiplinkan rakyat Filipina.

Pacquiao adalah seorang pecandu narkoba saat remaja. Kini ia menjadi seorang senator dan rajin kampanye anti-narkoba. Ia juga merupakan orang dekat Duterte. Pacquiao meminta agar siapapun menghormati Duterte dan pemerintahannya.

"Presiden, ia tidak tahu pengalaman saya dengan narkoba, tapi ia selalu memberi kesempatan pada orang yang mau berubah," kata Manny. Pria 37 tahun ini mengaku yakin hubungannya dengan Duterte tidak akan berubah meski ia tahu sejarah kecanduan Manny.

"Saya mencoba narkoba, banyak narkoba, segala jenis," kata dia. Ini berlangsung selama bertahun-tahun, sebelum ia jadi juara. Petinju yang dikenal sebagai 'Si Penghancur' ini sudah dekat dengan Duterte sejak 15 tahun lalu.

Saat itu Duterte membantu penyelenggaraan acara tinju di Davao. "Ia banyak membantu saya, ia mempromosikan saya memulai tinju, ia mensponsori pertarungan saya di Davao," kata Pacquiao.

Saat muda, Manny hidup di keluarga miskin. Saat memulai karir, Duterte membantu promosinya hingga masalah keuangan. Hingga sekarang, Manny mengatakan Duterte masih sering menelponnya setelah ia bertarung untuk mengucapkan selamat.

"Ia adalah orang yang baik," kata Manny yang memanggil Duterte dengan panggilan akrab, Digong. Menurutnya, Duterte tidak seperti persepsi orang-orang yang menyebutnya agresif dan bermulut kasar.

Baca juga,  Duterte Menyesal Hina Obama.

Manny mengatakan ia adalah orang yang penuh hormat dan ramah. Ia juga menyebut menyalahkan presiden atas pembunuhan penjahat tidaklah adil. Menurutnya mereka dibunuh oleh para petinggi di dunia narkoba dan membunuh satu sama lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement