Jumat 30 Sep 2016 17:31 WIB

Pakistan Ancam Hancurkan India dengan Senjata Nuklir

Nuklir
Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR - Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengancam akan menghancurkan India dengan senjata nuklir jika negara itu berani mendeklarasikan perang. Ia juga menyalahkan India atas serangan di perbatasan Kashmir yang menewaskan dua tentaranya.

"Kami akan menghancurkan India jika berani memaksakan perang kepada kami. Tentara Pakistan sepenuhnya siap menjawab setiap serangan dari India," ujar Asif, kepada stasiun TV Pakistan, Samaa, dikutip dari Daily Mail.

Meski demikian, ia mengatakan belum membuat perangkat nuklir untuk ditampilkan di hadapan India. Jika situasi semakin memanas, Pakistan akan membuatnya dan menggunakannya untuk menghancurkan India.

Direktur Jenderal Operasi Militer India, Letnan Jendral Ranbir Singh, mengatakan India telah melakukan operasi pada Rabu (28/9) lalu. Ia mengaku, pasukannya mendapatkan informasi yang spesifik dan kredibel mengenai lokasi berdiamnya teroris, yaitu di dekat Desa Bhimber, Kel, dan Lipa.

"Beberapa tim teroris memposisikan diri di sejumlah titik di sepanjang garis pengawasan," ujar Singh.

Menurutnya, korban tewas disebabkan oleh aksi dari teroris-teroris tersebut dan pihak-pihak yang mendukung mereka. Sedangkan operasi yang dilakukan India dilakukan untuk menetralisir lokasi pasca teroris.

Ia mengatakan, operasi dilakukan untuk menghentikan orang-orang yang merencanakan serangan teroris di Jammu dan Kashmir, serta di daerah lainnya.

"Operasi pada dasarnya difokuskan untuk memastikan teroris tidak berhasil melaksanakan penghancuran dan membahayakan kehidupan warga negara kita," kata dia.

Namun Pakistan memberikan reaksi kemarahan. Dugaan terorisme dianggap hanya ilusi yang sengaja dibuat-buat oleh India.

Kashmir terbagi antara India dan Pakistan sejak mereka memperoleh kemerdekaan pada 1947. Bagian yang dikuasai India memiliki mayoritas penduduk Muslim dan ada sejumlah kelompok separatis bersenjata yang berjuang untuk membebaskan diri dari New Delhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement