Sabtu 01 Oct 2016 10:25 WIB

Takut Punah, Negara Afrika Hentikan Ekspor Keledai ke Cina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Keledai juga menghasilkan susu yang bisa diolah menjadi keju
Foto: BBC
Keledai juga menghasilkan susu yang bisa diolah menjadi keju

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI - Sejumlah negara Afrika memutuskan untuk melarang Cina membeli keledai ke negaranya. Niger mengumumkan larangan ekspor keledai bulan ini. Tercatat perdagangan hewan kaki empat tersebut telah meningkat sebanyak tiga kali lipat dalam satu tahun terakhir, terutama untuk negara-negara Asia.

Sedangkan, Burkina Faso juga memutuskan untuk menghentikan ekspor kulit keledai. Di Cina, kulit keledai yang direbus akan menghasilkan gelatin yang menjari bahan utama obat tradisional Cina, Ejiao. Ejiao menjadi alasan utama meningkatnya permintaan keledai di Cina. Ejiao diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menyembuhkan sejumlah penyakit termasuk pusing, haid tidak teratur dan insomnia.

"Ejiao sangat populer di Cina sebagai tonik darah, bisa menghentikan pendarahan, dan digunakan untuk anemia. Namun, banyak yang memalsukan," ujar ahli pengobatan Cina, Mazin Al-Khafaji.

Ejiao dibuat dari gelatin kulit keledai yang dilarutkan dalam air panas atau alkohol. Obat ini juga bisa dijadikan krim untuk obat borok kaki. Peningkatan permintaan kulit keledai impor disebabkan oleh penurunan drastis populasi keledai di Cina. Jumlah keledai di Cina telah turun 11 juta ekor menjadi enam juta ekor sejak 1990-an, menurut CNN.

Seorang pejabat pemerintah Niger, Atte Issa, mengatakan saat ini negaranya mengekspor sekitar 80 ribu ekor keledai per tahun. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun lalu sebanyak 27 ribu ekor.

"Jika diekspor terus hewan akan punah," katanya.

Harga rata-rata seekor keledai juga telah meningkat sekitar tiga kali lipat. Beberapa penjual ternak menjadi begitu diuntungkan.

Direktur Kesehatan Burkina Faso Adama Maiga, mengatakan cadangan 1,4 juta keledai di negaranya tereksploitasi oleh maraknya perdagangan kulitnya. Permintaan terbesar berasal dari Cina. Ekspor kulit keledai ke Cina meningkat dari 1.000 buah di kuartal pertama 2015 menjadi 18 ribu buah pada kuartal terakhir 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement