Ahad 02 Oct 2016 03:50 WIB

Jenderal AS: Hillary Bisa Ciptakan Perang Dunia Ketiga

Rep: Lintar Satria/ Red: Bayu Hermawan
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat presiden, Senin, 26 September 2016.
Foto: AP Photo/Julio Cortez
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat presiden, Senin, 26 September 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON -- Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat (AS), Joseph Dunford memperingati parlemen AS tentang kebijakan luar negeri Hillary Clinton. Kebijakan no fly zone (area terlarang bagi pesawat) di Suriah yang diusung Hillary dianggap akan menciptakan perang dunia ketiga.

Hal tersebut disampaikan Jendral Joseph Dunford saat menggelar rapat bersama parlemen AS. Dunford memberi peringatan perubahan kebijakan di Suriah akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut ketaraf yang lebih tinggi. Terlebih gencatan senjata yang disepakati dengan Rusia sudah pecah. 

Senator Roger Wicker bertanya kepada Joseph tentang pengajuan kebijakan no fly zone yang ditawarkan Hillary Clinton untuk merespon tingginya pemboman yang dilakukan Rusia dan Pemerintah Suriah di area pemberontak.

"Bagaimana dengan pilihan pengontrolan pesawat terbang sehingga bom tidak bisa dijatuhkan? apa yang Anda pikirkan dengan pilihan tersebut?" tanya Wicker seperti yang dilansir dari sputniknews.com, Ahad (2/10).

"Saat ini Senator, kontrol pesawat terbang yang kami perlukan ialah pergi ke Suriah untuk berperang dengan Rusia," jawab Joseph.

Ia mengatakan kebijakan tersebut terlalu agresif bahkan dari kacamata militer. "Kebijakan itu terlalu fundamental untuk diputuskan yang pasti tidak akan saya lakukan," tambahnya.

Pada Juli 2015 lalu Hillary mengatakan akan mengkampanyekan kebijakan no fly zone. Menurutnya kebijakan tersebut akan mengurangi pembantaian rakyat Suriah.

"Secara personal saya akan mengadvokasi kemanusian dan no fly zone untuk menghentikan pembantai di tanah dan udara, dan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, untuk menghentikan arus pengungsi," katanya dalam wawancara di NBC Boston tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement