Senin 17 Oct 2016 18:09 WIB

Duterte: Korban Anak-Anak Saat Perang Narkoba Dimaklumi

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan terkadang polisi saat berperang melawan gangster melakukan tembakan. Namun, terkadang memang tembakan itu bisa mengenai anak-anak dan rakyat sipil secara tak sengaja.

"Misalnya saat berperang menumpas gangster, polisi dengan M16 langsung menembak dor..dor... dan berondongan tembakan itu mengenai 1.000 orang dan mereka meninggal," katanya dalam wawancara dengan Aljazirah dilansir The Guardian, Senin, (17/10).

Ini, ujar Duterte, harus dimaklumi karena saat berperang melawan gangster, polisi harus menyelamatkan dirinya dari serangan tembakan gangster. Mereka harus membela diri.

Duterte kemudian membandingkan perang melawan gembong narkoba di Filipina dengan perang Amerika di Vietnam dan  Afghanistan. "Ketika Amerika mengebom para militan di Afganistan lalu bomnya menewaskan anak-anak, mengapa tak disebut pembunuhan? Namun kalau kami yang melakukan disebut pembunuhan," ujarnya.

Sejak Duterte melancarkan perang terhadap narkoba pada 30 Juni lalu, 3.800 orang mati terbunuh. Akibat peristiwa itu, ia mendapatkan kritik keras dari sekutunya Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement