Jumat 21 Oct 2016 16:03 WIB

Duterte Putuskan Hubungan dengan AS, Ini Klarifikasi Menterinya

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyampaikan pidato dalam penutupan ASEAN Summit di National Convention Center, Vientiane, Laos, Kamis (8/9).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyampaikan pidato dalam penutupan ASEAN Summit di National Convention Center, Vientiane, Laos, Kamis (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina akan mempertahankan ikatan perdagangan dan ekonomi dengan Amerika Serikat, kata Menteri perdagangan Ramon Lopez pada Jumat (21/10), sehari setelah Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan pemisahan dari Washington.

Duterte mengeluarkan pernyataan itu di Beijing, tempat dia membuka jalan baru untuk yang disebutnya persekutuan baru. "Dengan itu, dalam ruangan ini, Yang Mulia, dalam ruangan ini, saya mengumumkan pemisahan saya dari Amerika Serikat. Baik dalam bidang militer, mungkin sosial, namun juga ekonomi," kata Duterte kepada kalangan niaga Cina dan Filipina di Balai Agung Rakyat.

Kedutaan Besar AS di Manila mengatakan pernyataan Duterte itu menimbulkan ketidakpastian yang tidak diperlukan. Usaha Duterte menyinggung Cina menandai putar balik dalam kebijakan luar negeri sejak wali kota berusia 71 tahun itu menduduki jabatan tertinggi pada 30 Juni.

Lopez berusaha menjelaskan pernyataan Duterte itu.

"Biarkan saya meluruskan. Presiden tidak berbicara mengenai pemisahan. Dalam hal (ikatan) ekonomi, kami tidak menghentikan perdagangan dan investasi dengan Amerika. Presiden secara spesifik menyebutkan keinginannya memperkuat ikatan dengan Cina dan wilayah ASEAN yang telah berhubungan dengan kami selama berabad-abad," kata Lopez kepada CNN Filipina di Beijing.

Dia mengatakan warga Filipina rusak karena terlalu bergantung terhadap satu sisi saja. "Namun kami pasti tidak akan menghentikan perdagangan dan investasi dengan Barat, terutama Amerika Serikat," katanya.

Amerika Serikat memandang Filipina sebagai sebuah sekutu yang penting dalam penyeimbangan sumber daya di Asia menghadapi meningkatnya pengaruh Cina. Atase pers Kedutaan Besar AS di Manila, Molly Koscina mengatakan pernyataan Duterte itu menyebabkan ketidakpastian.

"Kami telah melihat banyak retorika bermasalah seperti ini belakangan yang penuh ketidakjelasan saat adanya hubungan yang baik antara warga Filipina dan Amerika serta catatan kerja sama penting antara kedua belah pemerintah. Kami belum mendapatkan informasi dari pemerintah Filipina terkait apa yang dimaksud 'pemisahan' oleh Duterte, namun hal itu menyebabkan ketidakpastian yang tidak diperlukan," kata dia kepada Reuters dalam surat elektronik.

Dia juga mengatakan Amerika Serikat akan menghargai komitmen kerja sama dan kewajiban perdagangan dengan Filipina. "Dan, tentu saja, kami mengharapkan Filipina untuk melakukan hal sama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement