Ahad 06 Nov 2016 20:57 WIB

India dan Bencana Asap

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Kepala menteri Delhi telah menutup semua sekolah selama tiga hari. Bencana asap telah membuat warga pada titik kesulitan bernafas, Ahad (6/11). Diperkirakan sekitar 1.800 sekolah di ibukota telah ditutup.

Setelah rapat kabinet darurat, Arvind Kejriwal berjanji meratifikasi peraturan untuk memerangi polusi udara ekstrim. Semua pekerjaan konstruksi dan demolisi juga dilarang selama lima hari ke depan.

Air akan disemprotkan ke jalanan utama untuk mengurangi debu. Kejriwal menyarankan penduduk untuk tetap di dalam rumah sebisa mungkin dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Pengumuman lain dari pemerintah termasuk upaya memadamkan api di lahan-lahan. Juga menutup pembangkit tenaga batu bara di Badarpur. Polusi udara Delhi telah sampai pada tahap mengkhawatirkan.

Kondisi memburuk setelah musim kembang api Diwali. Level udara pun jadi tidak aman karena kadar partikel kecil di udara sudah mencapi 90 kali jumlah yang aman menurut WHO.

Pada Ahad, ratusan orang menggunakan masker menggelar protes di monumen Jantar Mantar di New Delhi. Mereka berbagi ketakutan dan rasa frustasi karena masalah ini. Termasuk di media sosial dengan tagar #MyRightToBreathe dilansir laman BBC.

Televisi India menguti pernyataan dari Departemen Meteorologi India yang menyebut jarak pandang saat ini hanya 200 m. Asap tebal dan kabut memperparah situasi sehingga membahayakan lalu lintas jalan raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement