Sabtu 03 Dec 2016 12:11 WIB

Asia Jadi Tujuan Perjalanan Terakhir Menteri Pertahanan AS

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter berbicara kepada wartawan di Pentagon, Rabu (13/1).
Foto: AP
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter berbicara kepada wartawan di Pentagon, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ash Carter dijadwalkan untuk melakukan perjalanan terakhir pada masa jabatannya ke Asia pekan depan. Dalam perjalanan kali ini, ia juga disebut hendak meredam kecemasan sejumlah negara di benua itu.

Pemerintahan AS yang saat ini dipimpin oleh Presiden Barack Obama akan berakhir. Hal itu setelah presiden terpilih Donald Trump resmi dilantik dan menempati Gedung Putih pada Januari mendatang.

Selama ini, Obama telah membuat aliansi antara Negeri Paman Sam dan Asia menjadi prioritas. Namun, nampaknya pendekatan Trump ke wilayah benua itu tak akan demikian, termasuk renacana penarikan pasukan AS dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Meski demikian, Carter dalam perjalanan terakhirnya ke Asia akan menekankan pentingnya aliansi antara AS dan Jepang. Hingga saat ini ada sekitar 50 ribu tentara negara itu yang berada di sana mengingat meningkat ancaman nuklir Korea Utara (Korut) serta kekhawatiran kekuatan Cina.

Trump pernah mengatakan bahwa aliansi Asia sudah seharusnya membayar lebih banyak untuk biaya pertahanan. Namun, hal itu nampaknya belum dapat dinegosiasikan.

Kemudian Trump juga menjelaskan selama kampanye, Jepang dan Korsel cukup mampu menangani situasi terkait ancaman senjata nuklir Korut. Tetapi, hal itu bukan berarti AS tak mendukung perlindungan dan pencegahan senjata terlarang tersebut.

"Presiden terpilih tidak pernah menyatakan hal selain mendukung payung pencegahan nuklir serta rezim nonproliferasi," ujar pernyataan dari seorang pejabat Departemen Pertahanan AS, Jumat (2/12).

Kunjungan Carter kali ini juga dinilai sebagai sesuatu yang tak akan mewakili satupun kebijakan yang akan diberlakukan dalam pemerintahan baru AS. Karena itu, negara-negara di Asia nampaknya tetap memiliki kecemasan dan membayangkan situasi yang tidak pasti terkait dengan hal tersebut.

"Terlepas dari apa yang Carter katakan, Trump akan membuat banyak negara membayangkan masa depan yang tidak pasti meski ada kehadiran AS persama mereka," ujar seorang pengamat pertahanan Reed Foster. Selain Jepang, Carter juga dijadwalkan mengunjungi India. Kepemimpinan AS oleh trump disebut memberi dampak hubungan kerjasama erat antara dua negara.

Trump pernah mengatakan India dan AS akan menjadi teman terdekat. Kedua negara berupaya untuk membahas strategi melumpuhkan kekuatan kelompok-kelompok militan. Pada Agustus lalu, AS dan India juga telah mencapai kesepakatan menggunakan pangkalan militer masing-masing. Kedua negara bekerjasama untuk seuah proyek kapal induk India.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement