Jumat 30 Dec 2016 06:46 WIB

Rusia Selidiki Tujuh Teori Jatuhnya Pesawat Militer

Personel militer Rusia di tepi pantai Laut Hitam dekat lokasi jatuhnya pesawat militer Tu-154 di pinggiran Sochi, Khosta, Rusia, Ahad (25/12).
Foto: REUTERS/Maxim Shemetov
Personel militer Rusia di tepi pantai Laut Hitam dekat lokasi jatuhnya pesawat militer Tu-154 di pinggiran Sochi, Khosta, Rusia, Ahad (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pihak berwenang Rusia menyelidiki sekitar tujuh teori penyebab kecelakaan jatuhnya pesawat militer, yang menewaskan 92 orang, Kamis (29/12). Rusia mengatakan tidak ada ledakan pada pesawat.

Pesawat jenis Tupolev-154 milik Kementerian Pertahanan Rusia sedang terbang menuju Suriah ketika jatuh ke Laut Hitam, tak lama setelah lepas landas dari Sochi di Rusia selatan pada Ahad. Pesawat nahas tersebut membawa puluhan penyanyi dan penari kelompok paduan suara militer Rusia.

Kepala keselamatan penerbangan Angkatan Udara Rusia Sergei Bainetov yang bertugas pada komisi pemerintah yang menyelidiki jatuhnya Tupolev Tu-154 menyebut para penyelidik mengatakan kesalahan pilot atau gangguan teknis termasuk kemungkinan besar faktor penyebab tragedi itu. 

"Tidak ada ledakan pada pesawat. Tapi ini bukan satu-satunya tipe serangan teroris. Bisa dalam bentuk dampak mekanis apa pun, jadi kami tidak mengesampingkan (faktor) aksi teroris," kata Bainetov.

Bainetov mengatakan komisi sedang menyelidiki sekitar tujuh teori penyebab kecelakaan, termasuk kualitas bahan bakar yang buruk hingga menyebabkan gangguan mesin dan karena ada burung terperangkap di mesin. "Tidak ada teori yang lebih kuat," katanya.

Menteri Transportasi Maxim Sokolov mengatakan saat jumpa pers aksi teroris tidak termasuk dalam teori utama yang sedang dipertimbangkan. Namun, pernyataan Bainetov sejauh ini menjadi petunjuk paling jelas serangan teroris merupakan bagian dari kemungkinan penyebab kecelakaan.

Menurut Bainetov, setidaknya akan dibutuhkan 10 hari untuk menerjemahkan rekaman penerbangan utama pesawat. Rekaman itu telah diterbangkan ke Moskow pada Rabu.

Ia mengatakan tidak akan ada kesimpulan akhir soal penyebab jatuhnya pesawat, setidaknya dalam 30 hari mendatang. Bainetov mengatakan, menyusul terjadinya kecelakaan itu, penggunaan Tu-154 tidak akan dihentikan.

Tupolev-154 adalah pesawat rancangan masa Soviet yang masih digunakan oleh para menteri pemerintah namun tidak oleh perusahaan-perusahaan penerbangan komersil utama Rusia. Kantor-kantor berita Rusia sebelumnya melaporkan dengan mengutip sejumlah sumber mereka Rusia untuk sementara mengandangkan semua pesawat Tu-154 sampai penyebab jatuhnya pesawat ke Laut Hitam itu diketahui.

Tim-tim pencari dan penyelamat telah menyisir wilayah lautan sekitar 1,6 kilometer dari Sochi. Sokolov mengatakan tim sejauh ini telah menemukan 19 jenazah, 230 potongan tubuh dan hampir 2.000 serpihan pesawat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement