Selasa 10 Jan 2017 12:14 WIB

Jurnalis Charlie Hebdo Hengkang Setelah Majalahnya Melunak Terhadap Islam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Charlie Hebdo
Foto: www.lavozdelinterior.com.ar
Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Salah satu jurnalis yang paling vokal di Majalah Charlie Hebdo, Zineb El Rhazoui, menyatakan telah mengundurkan diri. Alasan pengunduran dirinya adalah karena majalah satir Prancis tersebut telah 'melunak' terhadap Islam.

Rhazoui menganggap majalah mingguan itu telah tunduk pada Islam dan tidak lagi berani menyindir Nabi Muhammad. Perpisahannya dilakukan tepat di tahun kedua insiden pembantaian staf Majalah Charlie Hebdo oleh kelompok ekstrimis pada 2015 lalu. "Charlie Hebdo telah mati pada 7 Januari 2015, saat orang-orang bersenjata menyerang kantor majalah dan menewaskan 12 orang," ujar Rhazoui, dikutip The Guardian.

Rhazoui, yang dikenal sebagai wanita yang paling dilindungi di Prancis, juga mempertanyakan kapasitas dan kebebasan pers untuk majalah. "Kebebasan adalah hal yang paling saya sukai di Charlie Hebdo, tempat saya bekerja dengan melalui banyak kesulitan besar," kata dia.

Rhazoui pada awalnya dikabarkan akan hengkang pada September lalu, setelah Charlie Hebdo dilanda serangkaian perselisihan internal dan dihadapi dengan kepergian kartunis Luz dan kolumnis Patrick Pelloux. Namun, kali ini dia tidak merinci alasan pengunduran dirinya, selain mengatakan suasana kantor tidak sama setelah kehilangan begitu banyak staf asli. Charlie Hebdo pertama kali menarik kemarahan Islam pada 2006 lalu, ketika menerbitkan kartun Nabi Muhammad di sampulnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement