Kamis 19 Jan 2017 15:26 WIB

Dubes AS Terkejut Mendengar Santri Tanyakan Sikap Trump ke Muslim

Rep: Andrian Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan (tengah) berbincang dengan pengurus pondok pada kegiatan kunjungan di Pondok Pesantren Assalaam, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (19/1).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan (tengah) berbincang dengan pengurus pondok pada kegiatan kunjungan di Pondok Pesantren Assalaam, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Donovan Junior terperangah dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan para santri saat berkunjung ke Pondok Pesantren As Salam, Sukoharjo pada Kamis (19/1) siang.

Dia kagum ketika mendengar seorang santri menanyakan tentang sikap Presiden terpilih Donald Trump terhadap umat Islam di Amerika serikat pascamemenangi pilpres.

Selain itu, santri tersebut juga menanyakan tentang peluang santri atau muslim Indonesia yang ingin belajar di negri Paman Sam itu. Hal ini disebabkan kekhawatiran akan islamphobia.

"Bagaimana umat Islam di sana setelah Donald Trump terpilih, bagaimana sikap dia. Saya membaca seperti dalam kampanyenya. Kemudian jika saya seorang

Kendati demikian, Robert tak menjawab jelas pertanyaan tentang sikap Donald Trump terhadap Islam. Ia hanya menjelaskan bahwa negaranya menjunjung tingi toleransi. Selain itu, kata dia, dalam konstitusinya memberikan kebebasan terhadap masyarakat untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya.

"Wow, itu sangat berani. Saya kagum, saya tahu pasti pertanyaan ini ada dibenak banyak orang. Untuk melihat ini kita harus melihat ke belakang, bahwa amerika serikat memang merdeka, didirikan oleh banyak orang yang  ingin mempraktikan ibadah, agama mereka dengan bebas di sana," ujar Dubes baru AS itu. 

"Di amerika rasa terhadap individu, terhadap minoritas, terhadap agama lain sangat penting namun kadang -kadang sangat sulit juga dilakukan. ini merupakan hal yang baik yang harus dicapai dengan kerja keras disana." 

Baca juga, Kunjungan Perdana Dubes AS ke Pesantren Indonesia.

Mantan Ketua Penasihat Staf Gabungan Kebijakan Luar Negri di Pentagon itu juga menyatakan kekagumannya dengan para santri As Salam. Ini setelah dia mengetahui, santri mempelajari lebih dari dua puluh mata pelajaran. Terlebih lagi, santri juga dengan fasih dapat mempraktikan bahasa Inggris.

"Saya akan kembali ke Amerika, dan memberitahu pelajar di sana untuk lebih rajin, karena mereka mempunyai pesaing yang belajar 28 mata pelajaran. Saya semakin yakin mereka (pelajar amerika) harus rajin, saya semakin khawatir dengan persaingan ini," tuturnya.

Kunjungan mantan Konsul Jendral AS di Hongkong ke pesantren itu menjadi yang pertama kalinya sejak  diangkat Presiden Barack Obama menjabat sebagai Dubes Amerika untuk Indonesia menggantikan Robert O Blake tahun lalu.

Robert berharap dengan hal tersebut dapat terjalin hubungan yang lebih baik dengan pemerintah Indonesia terutama dengan masyarakat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement