Sabtu 04 Feb 2017 11:30 WIB

AS Tetap Bela Jepang dalam Sengketa Laut Cina Timur

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.
Foto: AP
Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis, pada Sabtu (4/2) menegaskan kembali komitmen Washington untuk membela Jepang atas sekelompok pulau yang disengketakan yang diklaim oleh Cina.

"Saya menegaskan bahwa kami tetap berpijak pada kebijakan lama kami mengenai Kepulauan Senkaku. AS akan terus mengakui pemerintahan Jepang dari pulau-pulau seperti pada Pasal 5 dari Perjanjian Keamanan AS-Jepang yang berlaku," kata Mattis dalam sambutannya pertamanya, dilansir dari CNN News, Sabtu (4/2).

Pasal 5 dalam perjanjian tersebut mengatakan AS akan mempertahankan wilayah di bawah pemerintahan Jepang. Yang akan mencakup Senkaku, sebuah kelompok pulau tak berpenghuni di Laut Cina Timur yang dinamai Diaoyu oleh Cina.

Ketegangan telah memanas berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir atas perebutan pulau-pulau tersebut. Termasuk ketegangan antara Angkatan Udara dan Angkatan Laut Jepang dan Cina yang telah dianggap berbahaya oleh kedua belah pihak.

Kunjungan Mattis ke Jepang dan Korea Selatan merupakan tindak lanjut kampanye Presiden Donald Trump yang meresahkan kawasan tersebut. Ia menyarankan Seoul dan Tokyo mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri dan mengerahkan pasukan AS untuk berjaga yang ditempatkan di kedua negara.

Dalam perjalanan perdananya sebagai menteri pertahanan, Mattis telah berulang kali meyakinkan keberpihakan AS dari komitmennya untuk wilayah tersebut.

"Saya tidak ingin ada kesalahpahaman selama transisi di Washington bahwa di mana kami berpihak, Seratus persen kami bahu-membahu dengan Anda dan orang-orang Jepang," kata Mattis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement