Selasa 21 Feb 2017 03:58 WIB

Tujuh Tahun Bangkrut, Yunani Masih Dilanda Kemiskinan

Rep: Lintar Satria/ Red: Agus Yulianto
Yunani gelar referendum setelah gagar bayar utang ke IMF (Ilustrasi)
Foto: Currencies.co.uk
Yunani gelar referendum setelah gagar bayar utang ke IMF (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Dimitra (73 tahun) tidak pernah membayangkan hidupnya hanya mengandalkan sedikit beras, dua kantong pasta, satu paket buncis, sedikit kurma dan sedikit susu selama satu bulan. Dimitra salah seorang warga Yunani yang terkena imbas krisis finansial.

Dimitra seorang yang seorang pensiunan ini menolak menyebutkan nama belakangnya. Masih ada stigma untuk tidak para penerima sedekah di Yunani.

"Tidak pernah terbayang dalam fikiran saya. Saya hidup sangat hemat. Saya tidak pernah liburan. Tidak, tidak, tidak," katanya, Senin (21/2).

Tujuh tahun yang lalu Yunani dinyatakan bangkrut. Kemiskinan semakin parah. Tidak ada negara yang mengalami kemiskinan di Eropa seperti yang dialami Yunani.

Per bulan pemasukan Dimitra sekitar $350 atau  Rp 4.673.900 (kurs Rp 13.354). Lebih dari setengahnya harus ia gunakan untuk menyewa apartemen kecil di Athena. Sisanya ia gunakan untuk membayar tagihan.

Krisis finansial globat memaksa Uero menjadi pemberi pinjaman internasional. Irlandia, Portugal dan Siprus terselamatkan dan saat ini ekonomi mereka kembali berkembang. Namun Yunani negara Eropa yang pertama dinyatakan bangkrut gagal mengikuti tiga negara lainnya.

European Union (UE) dan International Monetary Fund (IMF) menyelamatkan Yunani dari kebangkrutan. Tapi, kebijakan penghematan dan reformasi kebijakan pinjaman dari dua lembaga tersebut membuat kondisi Yunani dari resesi menjadi depresi.

Yunani bukan negara termiskin di Eropa. Romania dan Bulgaria dua negara termiskin di Eropa. Namun, Yunani tidak jauh meninggalkan keduanya. Berdasarkan stastik Uerostat, Yunani memiliki 22 persen populasi sangat miskin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement