Kamis 23 Feb 2017 06:24 WIB

Diplomat Korut Ikut Tersandung Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nur Aini
Saudara seayah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam.
Foto: Foto AP / Shizuo Kambayashi
Saudara seayah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Para pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat yakin pembunuhan Kim Jong-nam merupakan pembunuhan yang direncanakan dan dilakukan oleh para agen Korea Utara. Apalagi selama ini Kim Jong-nam secara publik menentang dinasti keluarganya yang sangat mengontrol Korut.  

Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan, pihaknya ingin menanyai diplomat Korut terkait kasus pembunuhan Kim Jong-nam. Diplomat tersebut adalah Hyon Kwang Song yang merupakan sekretaris kedua di Kedutaan Besar Korut.

Polisi Malaysia juga ingin mewawancata Kim Uk Il. Ia merupakan karyawan pesawat Pemerintah Korut Air Koryo. Kedua orang tersebut ada di Malaysia tapi tak tahu apakah ada di kedutaan atau tidak.

“Mereka sudah dipanggil untuk dimintai bantuan. Kami harap Kedutaan Besar Korut akan bekerja sama dan mengizinkan kami untuk mewawancarai mereka dengan cepat atau kami akan memaksa mereka untuk datang kepada kami," ujar Khalid seperti dilansir  Huffingtonpost, Rabu (22/2).

Mereka juga tak bisa mengkonfirmasi apakah diplomat tersebut saat ini sedang bersembunyi di kedutaan besar. Sejauh ini polisi sudah mengidentifikasi delapan orang Korut terkait pembunuhan Kim Jong-nam.

Delapan tersangka itu antara lain Ri Jong Chol yang telah ditahan sejak pekan lalu. Ri Ji U saat ini masih buron. "Kami yakin empat tersangka lainnya telah kembali ke Pyongyang saat hari Kim Jong-nam diserang," kata Khalid.

Polisi belum menyebutkan apa peran Ri Jong Chol dalam pembunuhan Kim Jong-nam. Ia hanya tinggal di Malaysia selama tiga tahun tanpa bekerja di sebuah perusahaan yang terdaftar di izin kerjanya atau menerima gaji.

Sebelumnya, polisi telah menangkap tersangka asal Vietnam Doan Thi Huong dan asal Indonesia Siti Aisyah terkait pembunuhan Kim Jong-nam. Pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, masih terlalu prematur menyebut Siti Aisyah terlibat dalam pembunuhan Kim Jong Nam.

“Fakta bahwa para penyelidik masih meminta tambahan waktu menunjukkan kalau bukti-bukti tidak cukup untuk membuat dakwaan," kata Lalu.

Baca juga: Indonesia Minta Bertemu WNI Terduga Pembunuh Kim Jong-nam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement