Sabtu 25 Feb 2017 00:33 WIB

Bocah 10 Tahun Selamat dari Gigitan Laba-Laba Paling Beracun di Australia

Rep: Sapto Andika Cahya/ Red: Andi Nur Aminah
Laba-laba beracun
Foto: Washington Post
Laba-laba beracun

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Matthew Mitchell, bocah berusia 10 tahun berhasil bertahan hidup setelah sebelumnya tergigit oleh salah satu jenis laba-laba paling beracun di dunia, spesies funnel-web. Bocah yang tinggal di Australia ini selamat dari maut berkat 12 botol serum anti-racun serangga. 

Dilansir BBC, dosis obat yang diberikan kepada Matthew merupakan yang tertinggiyang tercatat oleh otoritas kesehatan Australia. Matthew sebelumnya tergigit laba-laba di jarinya saat membantu ayahnya membersihkan gudang. 

Bocah tersebut dilaporkan sempat mengalami kejang-kejang, pupil mata melebar, dan mulutnya mulai berbusa. "Ini seperti mencakar-cakar tubuh saya, menjalar ke kaki dan menyebar ke jari-jari. Saya tak dapat mengendalikannya," ujar Matthew kepada Australia Daily Telegraph

Keluarga Matthew mengaku menggunakan kemeja sebagai tourniquet atau pengikat lengan demi menahan penyebaran racun ke tubuh. Langkah pertolongan pertama ini terbukti ampuh setidaknya untuk menolong Matthew sebelum dibawa ke rumah sakit. Dosis anti-racun yang diberikan kepada Matthew bahkan tiga kali lipat lebih tinggi dari dosis rata-rata yang diberikan kepada korban gigitan laba-laba lainnya. 

Laba-laba yang mengigit Matthew saat ini juga sudah ditangkap dan diserahkan kepada Reptile Park Australia, tak jauh dari Sidney, untuk kemudian dilakukan pengambilan racun dari tubuh si laba-laba. Manajer Reptile Park, Tim Faulkner, mengatakan bahwa apa yang menimpa Matthew adalah keberuntungan. Ia menyebutkan, bulan Februari dan Maret memang menjadi periode kawin bagi spesies laba-laba yang menyerang Matthew. 

Laba-laba jantan, yang lima kali lebih beracun daripada betina, akan menjadi lebih agresif dibanding periode lain di luar musim kawin mereka. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement