Sabtu 25 Feb 2017 08:34 WIB

Pensiunan Militer AS Tembak Insinyur India, Efek "America First" Trump?

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi pembunuhan.
Foto: IST
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID,KANSAS -- Adam Purinton (51 tahun), seorang pria berusia 51 tahun didakwa melakukan pembunuhan terhadap seorang teknisi asal India, Srinivas Kuchibhotla (32 tahun), dan melukai dua orang lainnya di sebuah bar di Kansas, Amerika Serikat (AS). Pihak keamanan setempat hingga saat ini masih meneliti apa motif di balik penembakan yang dilakukan oleh Adam yang merupakan pensiunan Angkatan Laut AS.

Kejadian yang terjadi pada Rabu (23/2) lalu ini membuat media India merespons dengan cukup keras. Ada opini menyebutkan bahwa kejadian ini merupakan bukti bagaimana paham nasionalime dan proteksionisme oleh Presiden AS Donald Trump telah merasuki warga negara AS dengan cara yang salah.

Salah satunya, isu rasial membuat ada sentimen negatif yang diberikan oleh warga AS kepada pendatang. Slogan "America First" yang dikeluarkan Trump dianggap membangun intoleransi di dalam negeri AS.

Dikutip dari Reuters, Juru Bicara Gedung Putih, Sean Spicer, mengaku prihatin dengan hilangnya nyawa atas kejadian di Kansas pekan ini. Namun ia mengaku tak masuk akal bila kemudian masyarakat menghubungkan insiden ini dengan retorika yang disampaikan Trump selama ini.

Biro Investigasi Federal (FBI) juga masih meneliti apakah ada motif kejahatan rasial dalam insiden penembakan yang menewaskan pria asal India ini. Selain membunuh Srinivas, Purinton juga melukai Alok Madasani (32 tahun) dan Ian Grillot (24 tahun) yang berkewarganegaraan AS di Austins Bar and Grill di Olathe, Kansas, AS pada Rabu (23/2) malam.

Berdasarkan laporan saksi, Purinton sempat meneriakkan kalimat "Keluar kau dari negara saya!" sebelum akhirnya menembakkan pistolnya kepada korban dari India. Grillot yang juga terluka ternyata sebelumnya berusaha menghindari insiden yang lebih parah dari kegilaan Purinton.

Tersangka sempat melarikan diri dan ditangkap aparat keamanan lima jam kemudian di Restoran Applebee di Clinton, Missouri. Di lokasi penangkapan, karyawan restoran mengaku bahwa Purinton sempat mengaku membutuhkan lokasi bersembunyi lantaran telah membunuh dua orang Timur Tengah.

Purinton, mantan karyawan Administrasi Penerbangan Federal, dipindahkan kembali ke Kansas pada hari Jumat dan ditahan di penjara Johnson County dengan denda 2 juta dolar AS. Gubernur Kansas Sam Brownback, yang seorang Republikan, mengutuk pembunuhan itu. "Ini semacam kekerasan tidak masuk akal dan tidak pernah diterima," katanya dalam sebuah pernyataan kepada media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement