REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha menjalin kerjasama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin agar diberi peran dalam operasi militer di Suriah. Turki berusaha menciptakan batas zona aman yang bebas dari pengaruh ISIS dan milisi Kurdish Popular Protection Units (YPG) yang mendominasi Syrian Democratic Forces (SDF).
Turki menganggap milisi Kurdish YPG merupakan kelompok teroris yang mempunyai hubungan erat dengan Kurdistan Workers Party (PKK). Selama ini, PKK dilarang di Turki karena dianggap sebagai ancaman pemerintah.
Turki mendekati Rusia karena Amerika Serikat belum mau memberikan peran kepada Turki dalam operasi militer di Suriah. Apalagi, saat ini tentara Amerika malah berkoalisi dengan YPG dan SDF untuk menghancurkan ISIS. "Harus disadari kalau organisasi teroris tak bisa mengalahkan satu sama lain," ujar Erdogan seperti dilansir Reuters, Jumat, (10/3).
Erdogan mengatakan target utama saat ini adalah membebaskan Raqqa dari ISIS. Erdogan menganggap YPG merupakan organisasi teroris yang diajak kerjasama oleh AS untuk memerangi organisasi teroris ISIS. "Kami merupakan negara yang berjuang melawan teroris selama 35 tahun. Kami memerangi organisasi teroris antara lain Daesh (ISIS), YPG, Nusra Front dan organisasi teroris lainnya yang harus dihadapi sepanjang waktu," ujar Erdogan.