Jumat 17 Mar 2017 04:39 WIB

Menteri Luar Negeri AS Minta Korut Hentikan Program Nuklir

Rep: Puti Almas/ Red: Budi Raharjo
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson meminta Korea Utara (Korut) untuk menghentikan seluruh program nuklir yang dilakukan negara itu. Ia juga menegaskan tidak seharusnya langkah semacam itu dilakukan untuk tujuan mengancam pihak lainnya.

Ia juga mengatakan bahwa Korut tidak seharusnya mengancam AS karena tidak ada yang perlu ditakutkan dari negaranya. Selama ini, Korut mengklaim telah membuat sejumlah program nuklir yang nantinya membuat salah satu senjata, seperti rudal balistik dapat menjangkau Negeri Paman Sam.

Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi kepada Korut atas serangkaian peluncuran perangkat nuklir, bahkan sejak 2006 lalu. Atas tindakan yang terus dilakukan negara itu hingga saat ini, seluruh negara anggota telah diminta untuk menegakkan sanksi serta melipatgandakan upaya mencegah tindakan itu kembali terjadi.

Sepanjang 2016 lalu, Korut tercatat melakukan uji coba perangkat nuklir sebanyak lima kali. Diantaranya adalah peluncuran rudal,serta termasuk bom hidrogen dan setelit.

Pada Senin (6/3) lalu, setidaknya empat rudal dari Korut diluncurkan dan melintasi lautan ke arah Jepang. Setidaknya ada tiga diantaranya yang masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif Negeri Matahari Terbit itu.

Selama 20 tahun terakhir, AS dan sejumlah negara dalam Dewan keamanan PBB juga telah berupaya membuat Korut menghentikan program nuklir mereka. Dalam kunjungan perdananya ke Asia, Kamis (16/3), Tillerson melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida. Ia mengatakan pendekatan baru agar denuklirisasi dapat diwujudkan tengah dibicarakan.

"Upaya denuklirisasi Korut selama 20 tahun ini mungkin telah gagal, namun kami akan mencoba pendekatan baru untuk mewujudkan itu dan mengatasi persoalan ini," ujar Tillerson, saat ditemui di Tokyo, Jepang, dilansir USA Today.

AS dan Jepang disebut sepakat mendesak Cina untuk mendorong Korut menghentikan program nuklir tersebut. Tillerson juga berencana untuk berkunjung ke Negeri Tirai Bambu untuk bertemu Presiden Xi Jinping dan membahas secara mendalam masalah itu, termasuk mengenai hubungan dua negara yang mungkin terpengaruh.

Sebelumnya AS mengatakan tidak yakin bahwa Korut  saar ini memiliki kemampuan untuk memasang hulu ledak nuklir dalam misil. Namun, negara itu diyakini akan terus mengembangkan teknologi untuk membuat hal itu menjadi nyata.

Bersama dengan Korea Selatan (Korsel), AS juga membuat sistem pertahanan anti rudal yang dikenal sebagai High Altitude Area Defense (THAAD). Rencananya, penyebaran sistem ini dilakukan di wilayah Semenanjung Korea.

Namun, Cina sebagai sekutu Korut menentang penyebaran THAAD. Negara itu menilai sistem radar yang ada dari program itu dapat menembus teritori mereka dan tentynya menimbulkan kerugian.

Dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan bahwa keamanan suatu wilayah tidak boleh tercipta dengan merugikan pihak lain. Cina berulang kali mengatakan bahwa Korsel telah melakukan kesalahan dengan melakukan penyebaran sistem anti rudal canggih tersebut.

"Keamanan satu negara tidak harus didirikan dengan dasar merugikan keamanan lainnya meski kami mengetahui kebutuhan Korsel dalam hal itu," ujar menteri luar negeri Cina, Wang Yi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement