Senin 20 Mar 2017 14:44 WIB

Benarkah Ada Hubungan Trump dengan Rusia?

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) dan Badan Keamanan Nasional (NSA) akan buka suara mengenai investigasi kemungkinan adanya hubungan khusus antara Presiden AS Donald Trump dan Rusia. Kesaksian itu akan diperdengarkan dalam sidang terbuka komite intelijen Kongres, Senin (20/3).

Kepala House of Representatives Permanent Select Committee on Intelligence, Devin Nunes, dan panel Partai Demokrat, Adam Schiff, telah meminta Direktur FBI James Comey dan Direktur NSA Laksamana Mike Rogers untuk bersaksi terkait hasil investigasi dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS.

"Dari semua yang saya dapat hingga pagi ini, tidak ada bukti bahwa tim kampanye Trump bersekongkol dengan Rusia," kata Nunes seperti dikutip BBC.

Anggota komite intelijen Kongres lainnya juga menyelidiki masalah ini secara tertutup. Comey dan Rogers tampaknya tidak akan mengungkap banyak hal ke publik, terkait penyelidikan. Ada beberapa informasi yang diklasifikasikan sebagai Top Secret yang memerlukan izin khusus.

Sebelumnya, Trump memecat Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn bulan lalu, setelah ia diketahui melakukan kontak dengan Duta Besar Rusia, sebelum Trump dilantik sebagai Presiden AS pada Januari lalu. Pekan lalu, informasi baru mengatakan Flynn dibayar sebesar 65 ribu dolar AS pada 2015, oleh perusahaan yang berkaitan dengan Rusia.

Baca juga,  Trump Ringankan Sanksi Terhadap Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement