Rabu 22 Mar 2017 23:53 WIB

AS Butuh Peran Negara-Negara Arab untuk Taklukkan ISIS

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Angga Indrawan
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Walid Phares, menekankan bahwa Washington perlu peran negara-negara Arab dan Teluk Arab dalam mengalahkan ISIS. Ia juga menyarankan agar Arab dan Teluk Arab dapat memainkan peran politik di Suriah dan Irak.

Pria kelahiran Lebanon ini menjabat sebagai penasihat Trump untuk urusan Timur Tengah selama kampanye presiden. Dia masih bertindak sebagai pembantu dalam pemerintahan, baik secara langsung atau melalui Kongres. Berbicara dengan Asharq Al-Awsat pada isu-isu di Timur Tengah, ia meyakini AS akan segera menahan laju ekspansi Iran di dunia Arab.

Phares juga menanggapi pertemuan pekan lalu di Washington antara Trump dan wakil Mahkota dan Menteri Pertahanan Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz. Ia menilai bahwa itu menandakan kemitraan baru antara kedua belah pihak pada tingkat ekonomi, politik, keamanan dan pertahanan.

"Pertemuan ini juga sebagai kesempatan bagi Arab Saudi untuk menawarkan Trump sebuah proyek untuk kemitraan strategis di wilayah, tidak hanya dengan kerajaan, tetapi dengan negara-negara moderat lainnya," kata Phares menjelaskan.

Namun dia memperingatkan bahwa Iran dan sekutunya di Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman akan melawan kerja sama ini. Mengenai pembicaraan potensial antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, ia mengatakan bahwa pertemuan tersebut tak terelakkan. Menurutnya hal itu merupakan solusi untuk krisis di Suriah, yang dimulai dengan penarikan semua pasukan asing bersenjata, khususnya ISIS dan alqaidah, serta Hizbullah dan Garda Revolusi Iran.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai solusi politik di Suriah. Tidak ada yang lain asalkan pasukan ini masih di dalam negeri," kata Phares.

Dia menjelaskan bahwa sekutu Washington akan setuju untuk solusi ini, tapi Iran tidak akan. Sehingga ia mencatat bahwa itu adalah kepentingan Rusia untuk mencapai penarikan pasukan asing.

Phares berpendapat bahwa ISIS dapat dikalahkan melalui aliansi pimpinan AS. Sedangkan pasukan Arab Sunni moderat harus mengambil kendali dari daerah yang telah diduduki kelompok militan. Dia memperingatkan bahwa kedatangan pasukan rezim di daerah-daerah akan membuka jalan untuk masalah masa depan, mirip dengan yang terjadi di Irak.

Negara-negara Arab dan Teluk dapat berperan dalam mengawasi transisi dari ISIS ke kekuatan moderat. Menurut Phares, seharusnya mereka tidak perlu menerjunkan pasukan di lapangan, tetapi mereka harus bisa mengambil keputusan politik dan kemudian menghasilkan solusi politik yang komprehensif.

Sementara Trump yang bertekad untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah dengan jalur damai, maka peran negara-negara Arab moderat diperlukan. Phares optimistis jika ini dilakukan maka akan berhasil menghentikan peperangan.

"Ini bukan 2006 atau 1999, tapi ini adalah 2017. Terlibat dalam banyak perang tidak dapat menjamin dukungan dari orang-orang Arab, jika melakukan kesalahan dalam melancarkan pertempuran ini," Menurutnya hal itu akan menjadi awal kerugian strategis untuk itu di Lebanon dan Suriah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement