Senin 27 Mar 2017 17:30 WIB

33 Anggota ISIS Tewas dalam Serangan Baru di Afghanistan

Eksekutor wartawan Amerika James Foley oleh pihak yang mengaku anggota ISIS
Foto: VOA
Eksekutor wartawan Amerika James Foley oleh pihak yang mengaku anggota ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebanyak 33 petempur ISIS tewas setelah pesawat Angkatan Udara Afghanistan menyerang posisi mereka di Kabupaten Koot di Provinsi Nangarhar di Afghanistan Timur dalam 24 jam belakangan, kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pada Senin (27/3).

Selain itu, tiga anggota Taliban juga tewas setelah Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANDSF) melancarkan operasi gabungan di Desa Gadi, Provinsi Nangarhar, selama masa yang sama, kata Kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.

Provinsi pegunungan itu, dengan Jalalabat sebagai Ibu Kotanya dan terletak 120 kilometer di sebelah timur Kabul, telah menjadi ajang bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan petempur ISIS sejak kemunculan ISIS di sana pada awal 2015. Dua fasilitas senjata anggota Taliban juga ditsangkap oleh pasukan keamanan di Kota Mehtarlam, Ibu Kota Provinsi Laghman yang bertetangga, kata Pemerintah Provinsi dalam satu pernyataan pada Senin pagi.

Orang yang ditangkap tersebut telah terlibat dalam serangkaian serangan di Mehtarlam dan daerah sekitarnya. Bahan peledak juga ditemukan di tempat mereka.

Pasukan Keamanan Afghanistan telah meningkatkan operasi keamanan termasuk gerilyawan belum lama ini, saat musim semi dan musim panas yang dikenal sebagai musim perang makin dekat di negara Asia Tengah tersebut. Pada hari yang sama, Wolesi Jirga, atau Majelis Rendah di Parlemen Afghanistan, pada Senin memanggil pejabat senior keamanan termasuk Menteri Pertahanan Abdullah Habibi, Menteri Dalam Negeri Taj Mohammad Jahid dan Kepala Direktorat Keamanan Nasional (NDS), atau Dinas Rahasia, Mohammad Masoom Stanikzai.

Pertanyaan kepada para pejabat senior keamanan itu oleh anggota Dewan Legislatif disampaikan sehubungan dengan memburuknya situasi keamanan di beberapa bagian negeri tersebut. Mereka juga ditanyakan mengenai peningkatan peristiwa keamanan dan di atas semuanya, penyusupan gerilyawan bersenjata ke dalam rumah sakit militer utama di Kabul pada 8 Maret, sehingga menewaskan 50 orang dan melukai banyak orang lagi.

Serangan mematikan terhadap rumah sakit militer itu di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, yang telah diakui oleh ISIS, telah mengundang pengutukan dari banyak pihak di dalam dan luar negeri. Peristiwa tersebut juga telah mencuatkan pertanyaan mengenai kemampuan organ keamanan dalam menanggulangi perlawanan yang meningkat di Afghanistan.

Baca: Parlemen Afghanistan Panggil Pejabat Keamanan Senior Bahas Keamanan

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement