Rabu 12 Apr 2017 00:31 WIB

AS Minta Rusia Pikirkan Lagi Aliansinya dengan Assad

Rep: kamra dikarma/ Red: Budi Raharjo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson (kedua dari kanan) tiba di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan pada Jumat (17/3).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson (kedua dari kanan) tiba di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan pada Jumat (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Menjelang perjalanan pertamanya ke Moskow, Menteri Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson meminta Rusia untuk tidak terus menopang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Komentar tersebut ia utarakan setelah Gedung Putih memperingatkan bahwa Presiden AS Donald Trump dapat mengambil tindakan militer lebih lanjut terhadap Suriah.

Menurut Tillerson, Rusia memang tampak sudah sangat melekat dan bersekutu dengan Suriah. "Saya pikir itu juga layak dipikirkan tentang (bagaimana) Rusia telah benar-benar bersekutu dengan rezim Assad," katanya seperti dilaporkan laman CBS News, Selasa (11/4).

Tillerson juga mempertanyakan apakah aliansi Rusia denga Suriah tersebut jangka panjang. "Apakah aliansi itu jangka panjang yang melayani kepentingan Rusia?," ujarnya.

Menurutnya, Rusia sebenarnya dapat berupaya untuk mengubah sikapnya dan menyesuaikan diri dengan negara-negara Barat serta negara Timur Tengah lainnya guna mencari solusi untuk menyelesaikan krisis Suriah.

Selama kunjungannya ke Moskow Tillerson diharapkan dapat mendesak Rusia agar menghentikan dukungan terhadap Assad. Serta mendorong Rusia agar mampu mencegah terjadinya penggunaan senjata kimia di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement