Sabtu 22 Apr 2017 20:02 WIB

Anjungan Indonesia di Beijing Dipadati Pengunjung

Masyarakat Cina sedang menikmati hiburan bermain seluncur es di Beijing, Cina. Cina dikenal sebagai negara dengan penduduk yang pandai berhemat.
Foto: EPA
Masyarakat Cina sedang menikmati hiburan bermain seluncur es di Beijing, Cina. Cina dikenal sebagai negara dengan penduduk yang pandai berhemat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Anjungan Indonesia yang didirikan Kementerian Pariwisata di salah satu mal terbesar di Beijing, Cina pada Sabtu (22/4), dipadati pengunjung.

Tidak hanya penampilan duet penggesek biola-pemetik sasando, alat musik khas Nusa Tenggara Barat, warga masyarakat Ibu Kota Cina itu juga terpukau oleh penampilan dua gadis yang mengenakan busana spektakuler yang biasa ditampilkan di ajang tahunan "Jember Fashion Carnival".

Dua gadis bak peri itu tak terlihat lelah melayani para pengunjung yang bergantian meminta swafoto (selfie).

Di pojok panggung seni, beberapa pengunjung mendengarkan arahan dari pemandu mengenai aturan main congklak atau dakon, salah satu permainan tradisional Nusantara. Di sisi lain anjungan, beberapa orang berkerumun untuk mencicipi kopi panas dari berbagai daerah di Indonesia.

Beli kopi luwak

Beberapa pengunjung yang cocok dengan cita rasa kopi Indonesia, membeli kemasan bubuk. "Dari beberapa jenis kopi yang saya bawa dari Sumatera, para pengunjung sangat senang dengan kopi luwak," kata Wakil Ketua Kompartemen Industri Hilir Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Wilayah Sumatera Utara, Sujonsen, di sela-sela melayani para pengunjung.

Para pengunjung lainnya rela antre menjelajahi sejumlah destinasi wisata Nusantara melalui perangkat realitas maya (virtual reality) berteknologi 3D.

"Saya tidak menyangka, Indonesia begitu indah. Yang saya tahu, Indonesia negara besar. Kami ingin sekali ke sana," kata Mei Hua, warga Xizhimen, Beijing, seusai menyaksikan beberapa objek wisata menggunakan perangkat tersebut bergiliran dengan tiga temannya.

Di salah satu sudut lainnya, beberapa staf agen perjalanan wisata sibuk menjelaskan beberapa paket wisata ke Indonesia, berikut tarif, kepada sejumlah pengunjung.

"Kami jual paket wisata Beijing-Bali dari yang paling murah 4.800 yuan (Rp 9,3 juta/orang) hingga 6.900 yuan (Rp 13,4 juta)," kata Chen Hong Yue dari agen perjalanan wisata Best Island.

Kepala Sub-Bagian Wisata Minat Khusus Kawasan Asia-Pasifik Kemenpar RI, Dian Lianingsih, menargetkan bahwa anjungan yang diadakan selama dua hari di Beijing tersebut dikunjungi sekitar 1.000 orang per hari.

"Ajang ini kami gelar sebagai upaya kami untuk merealisasikan target jumlah kunjungan wisatawan dari China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan sebanyak 2.450.000 sepanjang tahun ini," ujarnya selaku penanggung jawab acara tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Ketiga Sosial dan Budaya KBRI Beijing, Sri Remaytin, menambahkan bahwa destinasi wisata Nusantara lebih beragam dibandingkan dengan di beberapa negara di Asia Tenggara.

"Kami punya banyak pantai dengan daya tarik yang berbeda-beda di setiap daerah. Demikian pula, kami punya gunung berapi yang indah dan tidak dipunyai oleh negara-negara lain," katanya.

Selain objek wisata, Kemenpar juga mempromosikan Jakarta dan Palembang sebagai tuan rumah Asian Games 2018 yang bakal diikuti 40 negara. Jumlah kunjungan wisatawan asal Cina terus berkembang. Pada bulan Januari 2017 jumlah wisatawan asal daratan Cina itu telah mencapai angka 194.975 orang.

Jumlah itu jauh di atas target Kemenpar yang hanya 154 ibu orang dan lebih tinggi dibandingkan kunjungan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 108.563 orang. Kunjungan wisatawan China ke Indonesia melampaui beberapa negara lain di kawasan Asia-Pasifik pada bulan Januari 2017.

Selama periode tersebut, peringkat kedua diduduki oleh Singapura dengan 116.049 orang. Sementara Ausralia yang selama beberapa tahun sebelumnya menjadi penyumbang wisatawan mancanegara terbesar pada Januari 2017 berada di peringkat ketiga dengan 98.580 orang disusul oleh Malaysia dengan 87.595 orang. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement